Puluhan ‘Sandro’ Terbaik Unjuk Kebolehan Meracik Minyak Sumbawa di Parade Melala 2017

KabarNTB, Sumbawa – Sebanyak 24 orang ‘Sandro’ (orang pintar /ahli spiritual) terbaik dalam membuat minyak tradisional dari 24 kecamatan se-Kabupaten Sumbawa, bertarung mempertunjukkan kemampuannya dalam meracik (melala)  ‘Minyak Samawa” dalam kegiatan ‘Parade Melala 1 Muharram 1439 Hijriah / 2017 Masehi di Lapangan Pahlawan Sumbawa Besar, Rabu malam 21 September 2017.

Dalam tradisi pembuatan minyak Sumbawa yang sudah sangat terkenal di seluruh Indonesia karena khasiatnya yang sangat bagus untuk pengobatan berbagai penyakit dan vitalitas tubuh, bulan Muharram memang merupakan bulan yang sangat ditunggu. Bulan pertama dalam kalender Islam itu dianggap sebagai waktu yang paling tepat untuk melangsungkan ritual pembuatan minyak Samawa. Di Kabupaten Sumbawa, tradisi melala ini dijadikan event tahunan yang diselenggarakan setiap malam 1 Muharam.

24 Sandro  beserta asistennya  memamerkan keahliannya dalam meracik atau mengolah minyak dengan bahan-bahan alami dengan berbagai manfaat atau kegunaan. Yang menarik, biasanya minyak-minyak racikan para sandro ini diberi nama sesuai dengan khasiatnya masing-masing.

Salah seorang Sandro menunjukkan kepiawaiannya meracik dan membuat minyak Sumbawa dalam Parade Melala 1 Muharram di Sumbawa

Seperti yang ditampilkan salah satu peserta, Sandro H Jahmad H Masrang dari Kecamatan Maronge. Lelaki sepuh yang sangat terkenal dengan racikan minyaknya itu, menampilkan ramuan “Minyak Ranjau Bura” yang berkhasiat sebagai penangkal penyakit non medis termasuk “Bura” (semacam ilmu sihir yang biasanya digunakan untuk melumpuhkan orang yang dianggap sebagai musuh).

Menurutnya, untuk membuat minyak ramuan asli Sumbawa ini dibutuhkan waktu 4 hingga 6 jam. Mulai dari proses pemarutan kelapa, pemerasan santan dan merebus bersama berbagai bahan lainnya, sampai menjadi minyak dan siap digunakan.

“Untuk rempah-rempah saya disiapkan selama 4 hari, terdiri terdiri dari 44 macam rempah seperti kayu, batang, akar, dan daun-daunan. Ssmuanya  ada di alam Sumbawa. Sama sekali tidak ada bahan rahasia dalam racikan minyak ini. Hanya saja saat bahan tersebut dipetik ada doanya. Semacam kita minta permisi kepada pemilik kayu itu,“ ungkap H Jahmad.

Selain minyak Sumbawa Ranjau Bura, masih banyak pula minyak sumbawa lainnya yang diracik oleh sandro dari 24 kecamatan se-Kabupaten Sumbawa. Diantaranya, Kecamatan Buer (Minyak Pio), Kecamatan Empang (Rungkas Pagar), Kecamatan Rhee (Sakoat Ade Lopas), Kecamatan Moyo Hulu (Baret Renam / Kangano), Kecamatan Alas Barat (Lipan Api), Kecamatan Tarano ( Ampin Kakak ).

Sementara, Kecamatan Lantung (Kakele), Kecamatan Alas (Medo Urat), Kecamatan Sumbawa (Sanyaman Parana). Kecamatan Lape (Kebo Karong Buya Timal), Kecamatan Moyo hilir (Bisa Ngaram), Kecamatan Utan ( Karasang Buya Ampo), Kecamatan Maronge (Ranjau Bura), Kecamatan Labangka (Pasak Liang Dewa).

Kecamatan Batu Lanteh (Kaseluk Bakat Sengelawar), Kecamatan Lenangguar (Bacan Putih), Kecamatan Plampang (Sambung Nyawa), Kecamatan Lopok (Ampo Jangi), Kecamatan Labuhan Badas (Panan Tuja Batu), Kecamatan Lunyuk (Minyak Teman Tampir), dan Kecamatan Unter Iwes (Minyak UI “Untuk Istri’). Acara parade malala ini rencana setiap tahun dilaksanakan dalam rangka melestarikan budaya yang selama ini dimiliki oleh masyarakat.(JK)

Komentar