KabarNTB, Cirebon – Gubernur TGH. M. Zainul Majdi, menegaskan bahwa Islam dan nasionalisme itu sifatnya menyatukan bukan untuk saling membenturkan antara nilai yang dianut oleh Islam dengan nilai yang dikokohkan dalam konsep nasionalisme
Hal itu ditegaskan TGB saat menjadi narasumber pada kuliah umum atau stadium general yang bertemakan “Penguatan Nilai Nilai Nasionalisme Dalam Studi Keislaman” di IAIN Syekh Nurjati, Cirebon, Jawa Barat, Jumat 2 Februari 2018.
Hubungan antara agama dan negara, atau Islam dan nasionalisme sering menjadi wacana atau tema yang menarik pada seminar-seminar atau diskusi-diskusi oleh kaum intelektual.
Menurut Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia itu, teori benturan yang selama ini cenderung melahirkan disharmoni, kekacauan, dan konflik-konflik, merupakan nilai-nilai yang tidak dianut dalam Islam.
“Islam tidak mengenal benturan-benturan itu. Yang dikenal adalah keharmonisan, ketenteraman dan kedamaian,” tuturnya dihadapan ratusan civitas akademika IAIN Syekh Nurjati, Cirebon, Jawa Barat
Lebih lanjut Gubernur NTB dua periode tersebut menguraikan bahwa Islam dan nasionalime itu satu dan saling menguatkan, karena sama-sama menganut nilai kebaikan. Nasionalisme yang didorong oleh Islam adalah cinta tanah air (hubbul wathan) dan merdeka dari segala macam bentuk penjajahan. Justru nasionalisme yang dilarang dalam Islam adalah menyombongkan diri, menganggap bangsa sendiri lebih tinggi dan hebat dibanding bangsa lain. Atau menganggap rendah bangsa lain, yang pada akhirnya akan melahirkan benturan dan ketidakharmonisan.
Kerena Islam dan Keindonesiaan tidak boleh dipertentangkan dalam tataran konsep, TGB mengajak seluruh anak bangsa untuk secara bersama-sama memastikan bahwa agenda kebangsaan adalah agenda keumatan, agenda ke-Indonesiaan adalah agenda ke-Islaman. Menurut TGB, agenda kebangsaan atau ke-Indonesiaan, seperti memerangi penyalahgunaan narkoba, memerangi kejahatan korupsi, membangun manusia Indonesia yang berkualitas, merupakan agenda yang harus menjadi bagian agenda umat Islam.
“Umat Islam tidak boleh diam ketika berhadapan dengan agenda-agenda kebangsaan,” demikian TGB.(By)
Komentar