KabarNTB, Mataram – Calon gubernur NTB, TGH Ahyar Abduh menyentil partai politik (parpol) pengusungnya di Pilgub NTB.
Berbicara di Rakerwil Plus DPW PPP NTB di Mataram, Ahad 18 Maret 2018, Ahyar Abduh menyatakan, jika mesin sembilan parpol pengusungnya bergerak maksimal maka kemenangan akan dengan mudah diraih.
“Dari awal saya sampaikan, Kami ini mencalonkan diri bukan coba-coba. Tetapi kami berjalan dengan keyakinan dan idealisme. Sembilan partai, saya berkeyakinan jika mesin politik partai – partai ini bergerak maksimal secara efektif, maka NTB selesai hari ini,” ujarnya.
Sembilan partai pengusung pasangan Ahyar – Mori di Pilgub NTB, adalah PPP, Gerindra, PAN, Hanura, PBB, PKPI dan dua partai baru, Partai Idaman dan Perindo.
Jika dikalkulasikan Parpol-parpol pengusung itu, kata Ahyar, menguasai 1 juta lebih suara pemilih di NTB pads Pemilu 2014. Parpol-parpol dimaksud juga menggambarkan patron Nasionalis – Agamis bersatu di Ahyar – Mori.
Karenanya, Ia menegaskan, dirinya bersama Mori Hanafi (calon wakil gubernur) akan merasa sangat malu jika dukungan dari partai politik yang menguasai 32 kursi DPRD NTB ditambah dua parpol baru itu tidak bisa mengantarkan kemenangan bagi Ahyar – Mori di Pilgub NTB yang akan dihelat pada 27 Juni 2018 mendatang.
“Kalau tidak berhasil, Masya Allah. Apa tanggungjawab saya kepada beliau, pak ketum, kepada PPP yang memberikan kepercayaan kepada saya. Malu saya,” ujarnya.
“Tapi lebih malu partai-partai pengusung yang sembilan ini. Karena di DPRD provinsi 32 kursi dari 65 kursi. Kalkulasi suaranya 1 juta lebih di pemilu lalu,” timpalnya.
Pada kesempatan tersebut, Ahyar juga mengapresiasi PPP yang dikatakannya sebagai ‘Karomah’ dan merupakan partai pertama yang memberikan dukungan resmi kepada Ahyar – Mori. Dikegiatan yang juga dihadiri para pimpinan parpol lain pengusung Ahyar – Mori itu, Ahyar Abduh bahkan secara terbuka mengakui PPP menjadi modal awal bagi dirinya dalam berjuang mendapatkan dukungan dari parpol lain.
Dukungan dari PPP itu diakuinya menjadi jawaban atas penilaian dari sejumlah pihak yang menyebutnya sulit menjadi calon karena bukan pimpinan partai politik dan tidak memiliki basis massa.
“Tapi PPP memberi kepercayaan kepada saya. Begitu PPP memberikan rekomendasi, saya langsung start bersilaturahmi dengan parpol lain. Begitu ditanya, Pak Ahyar sudah punya partai, saya jawab sudah, PPP,” ungkapnya.(EZ)
Komentar