KabarNTB, Jakarta – Gubernur NTB,TGH M Zainul Majdi (Guan Guru Bajang – TGB) mengungkapkan bahwa salah satu strategi untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik adalah dengan membentuk regulasi yang memadai dan pengawasan yang menekankan pada aspek preventif, persuasif dan edukatif.
Menurutnya, di NTB setidaknya ada 11 regulasi berupa Perda dan Pergub yang terkait dengan kebijakan pengawasan dan pencegahan korupsi.
“Itulah salah satu ikhtiar kami di NTB untuk mencapai good governance. Dan dengan regulasi yang komprehensif didukung perbaikan integritas dan kapabilitas pengawasan, sangat membantu kami mewujudkan kredibilitas pemerintahan menuju tata kelola yang baik dan pemerintahan yang berkualitas,” ungkap TGB saat tampil menjadi pembicara pada Public Sector Internal Audit International Seminar 2018 yang diinisiasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI di Jakarta, Kamis 3 mei 2018.
TGB merupakan salah satu Gubernur yang diundang menjadi narasumber bersama sejumlah peneliti Luar Negeri, seperti Peneliti dari Korea Univesity, Korea Selatan, Prof. Jin Wook Choi, dan Peneliti dari Central Queensland University, Australia, Prof. Peter Best.
Pada seminar yang bertema “Enhancing Internal Audit Role for Contributing Significant Values to The Stakeholders, TGB menyampaikan materi The Role of Leadership and Commitment of Governor for Transforming The Public Sector Internal Audit Function.
Menurutnya, kredibilitas yang baik merupakan kunci mewujudkan NTB yang maju pesat saat ini. Kemajuan itu antara lain terbukti dari keberhasilan meraih WTP 6 kali berturut turut.
Meski NTB tergolong sebagai daerah dengan kapasitas fiskal yang sangat rendah, namun mampu melakukan lompatan besar dengan meraih prestasi sebagai daerah “Top Mover ” tiga tahun berturut-turut dalam menurunkan angka kemuskinan, dan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
TGB memaparkan banyaknya pencapaian Pemerintah Provinsi NTB tersebut, tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan.
“Kredibilitas dari penyelenggaraan pemerintahan itu sangat menentukan keseluruhan pembangunan daerah,” terangnya.
Lebih lanjut gubernur memaparkan bahwa pondasi meraih keberhasilan bagi suatu daerah ditengah berbagai keterbatasan yang dihadapinya adalah optimisme dan kredibilitas. Tips itulah yang diterapkannya mengawali ikhtiarnya membangun NTB sejak tahun 2008 lalu.
TGB sempat menceritakan saat pertama kali dipercaya menjadi gubernur pada tahun 2008 silam, hal pertama yang dilakukannya adalah menumbuhkan semangat optimisme dan pondasi kredibilitas, integriras di jajaran birokrasi maupun masyarakat.
“Kalau optimisme dan integritas sudah terbangun, maka semesta ini akan bergerak dengan optimisme itu,” ungkap TGB sembari mengutip hadist qudsi yang menegaskan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala menyampaikan ” Aku itu bergantung dari prasangka hambaku,”.
Ia menegaskan bahwa pencapaian NTB dalam mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 6 kali berturut-turut, berkorelasi dengan terus majunya pembangunan di daerah yang terkenal dengan the best halal destination tersebut.
Pada seminar yang dihadiri ratusan peserta dari luar dan dalam negeri tersebut, hadir mendampingi Gubernur TGB, Inspektur Provinsi NTB, Ibnu Salim, sebagai peserta seminar bersama seluruh Inspektur Provinsi se Indonesia, Inspektur pada K/L/D, Steering Committee Program STAR, mitra universitas, universitas anggota Center of Excellence (CoE), Sekretaris Utama dan Deputi Kepala BPKP, para pimpinan organisasi auditor internal di Indonesia, pegawai BPKP, alumni STAR yang bekerja sebagai APIP, dan The CoE Substantial Review Team.(By/*)
Komentar