KabarNTB, Mataram – Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana, mengingatkan jajaran pemerintahan Kota Mataram untuk menghindari perangkap korupsi dalam pengelolaan anggaran, serta menghindari terjadinya pungli dalam kegiatan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
“Menjadi pejabat pemerintahan tidak bisa sukses secara finansial seperti kalau kita berusaha di sektor swasta. Kalau mau sukses harus keluar, bukan dengan melakukan tindakan korupsi,” ujar Mohan, ketika membuka kegiatan Penyuluhan Hukum Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi dan Saber Pungli di Aula lantai 3 Kantor Wali Kota Mataram pada Senin 2 Juli 2018.
Kegiatan yang diikuti oleh seluruh pimpinan OPD, camat, lurah, serta unsur-unsur pemerintahan lain tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman hukum bagi aparatur pemerintah maupun unsur pemerintahan terkait korupsi dan pungli.
Selain itu juga sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, yang merupakan implementasi dari reformasi birokrasi di Kota Mataram.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Bagian Hukum Setda Kota Mataram tersebut menghadirkan narasumber Kepala Kejaksaan Negeri Mataram I Ketut Sumadana. Dalam pemaparannya, Ketut menjelaskan berbagai hal terkait pemberantasan tindak pidana korupsi dan pungli di Indonesia yang diakuinya cukup pelik, karena bersumber dari adanya kebiasaan yang terlanjur membudaya dan pada akhirnya dianggap biasa.
Meski demikian korupsi dan pungli dapat dihindari apabila aparatur pemerintah benar-benar memahami dan taat pada hukum serta norma-norma yang berlaku ditengah masyarakat.
“Memang tidak ada satu negara pun di dunia ini yang bebas dari tindakan korupsi. Negara terbersih sekalipun tidak lepas dari korupsi meskipun persentasinya relatif kecil,” ucapnya.
Berdasarkan data terakhir dari Transparency International, dari 180 negara dengan potensi korupsi terbesar, Indonesia berada pada peringkat ke-96 dengan skor 37 dari skala angka 0 sampai 100. Peringkat tersebut telah membaik dibandingkan sebelumnya, yang salah satunya dipengaruhi oleh pencegahan korupsi yang dinilai efektif.
Bahayanya, korupsi dapat membuat negara sekaya apapun menjadi negara yang miskin. Seperti yang dikutipnya dari kalimat mantan presiden Gus Dur, bahwa negara ini sesungguhnya adalah negara yang paling kaya namun menjadi miskin karena ulah koruptor.
“Kalau menurut Bung Karno, perjuangannya lebih mudah karena mengusir penjajah atau musuh. Sedangkan perjuangan kita saat ini lebih berat karena melawan saudara atau bangsa kita sendiri. Salah satunya adalah koruptor itu,” tandasnya.(VR)
Komentar