KabarNTB, Lombok Utara — Kondisi seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang menjadi epicenter gempa 6.4 SR (29 Juli), 7.0 SR (5 Agutus) dan gempa susulan 6.2 SR pada Kamis 9 Agutus 2018 benar-benar luluh lantak.
Nurdin Ranggabarani, Pimpinan Komisi IV DPRD Provinsi NTB yang terjun langsung menyalurkan bantuan dan memantau kondisi wilayah pasca gempa, menyatakan kondisi terkini di KLU benar – benar hancur, hampir seluruh infrastruktur pemerintah dan fasilitas umum hancur akibat gempa bumi.
“Mulai dari jalan raya, jembatan kondisinya retak. Begitu juga Kantor Bupati KLU, Rumah Sakit, Puskesmas, Sekolah, Kantor DPRD setempat termasuk tempat peribadatan seperti Masjid dan Pura semuanya habis rusak (Rusak Total, Red) termasuk listrik, pasar, irigasi, semuanya sudah tidak dapat difungsikan. Geliat ekonomi juga terpuruk. Kegiatan sosial ekonomi dan kemasyarakatan terhenti,” ujar Politisi yang akrab disapa NR itu, kepada www.kabarntb.com, Sabtu 11 Agutus 2018.
Setelah melihat secara langsung fakta dilapangan, NR yang telah resmi mencalonkan diri sebagai Caleg DPRRI dari Dapil NTB I (Pulau Sumbawa) itu menyatakan bahwa daerah tak akan sanggup menanggung secara keseluruhan kerusakan akibat gempa ini, baik itu melalui APBD Kabupaten/Kota atau KLU sendiri maupun APBD Provinsi .
“Kita melihat semua itu berat. Atas dasar itulah yang membuat saya mengusulkan agar bencana Lombok ini ditetapkan sebagai Bencana Nasional. Karena walaupun 3 sampai 4 tahun kedepan kita tidak akan bisa melakukan apapun tanpa keterlibatan APBN (Pusat),” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dikenal vocal ini.
“Maka dari itu, sudah saatnya kita saling merangkul dan menyatukan langkah untuk bersama-sama meminta kepada pemerintah pusat agar status bencana lombok ini ditetapkan sebagai bencana nasional,” demikian ia menambahkan.
Untuk diketahui, berdasarkan data update 10 Agustus 2018 yang dihimpun oleh media ini dari pihak BPBD NTB. Total korban jiwa mencapai 385 orang diantaranya yang dinyatakan meninggal dunia di KLU sebanyak 334 orang, Lombok Barat 30 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Lombok Timur 10 orang.
Selain itu pula, jumlah total sementara pengungsi berjumlah 240.595 orang, fasilitas umum terdampak 429, rumah yang rusak berjumlah 7.384 dan 458 prasarana pendidikan terdampak.(VR)
Komentar