Pemda KSB Edukasi Korban Gempa untuk Mandiri Tidak Bergantung Pada Bantuan

KabarNTB, Sumbawa Barat – Pemda Sumbawa Barat berupaya untuk mengedukasi masyarakat untuk tidak bergantung kepada bantuan dan berupaya untuk bangkit secara mandiri pasca bencana gempa 7.0 SR yang terjadi 19 Agustus lalu.

“Untuk bantuan, Alhamdulillah bukan kami menolak, tapi kami mengajari masyarakat untuk tidak bergantung, tapi bagaimana kita bisa keluar secara mandiri, berdikari dari masalah yang kita hadapi. Kalaupun ada bantuan, itu tidak kita tolak, khusus untuk kebutuhan mendesak,” jelas Bupati, kepada media, Rabu sore 29 Agustus 2018 di Graha Fitrah.

Sementara untuk program recovery dan rekonstruksi rumah warga dan infrastruktur, meski dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 tahun 2018 tidak ada perintah khusus untuk Bupati KSB dan Sumbawa, KSB tetap berharap perlakuan (treatmen) untuk dua kabupaten di Pulau Sumbawa ini tetap sama dengan perlakuan di Pulau Lombok.

Bupati KSB, HW Musyafirin memberikan keterangan pers tentang upaya penangangan pasca gempa

“Ada sinyal yang kami tangkap, kemudian dari arahan dari BNPB, arahan dari panglima komando gabungan, bahwa untuk rehab rekonstruksi, perlakuan yang di Pulau Lombok sama dengan yang di Pulau Sumbawa. Saya pikir ini sudah cukup menggembirakan. Tinggal sekarang bagaimana kita mempercepat realisasi dari apa yang sudah menjadi komitmen pemerintah pusat itu,” urai Bupati.

Bupati juga menyampaikan apresiasi terhadap Kementerian PUPR yang tidak menggunakan birokrasi normal tetapi birokrasi bencana. Tim dari Kementerian PUPR sudah mulai bekerja untuk rehabilitasi kebutuhan mendesak layanan pendidikan, kesehatan dan rumah ibadah, dengan mendatangkan konsultan dan kotraktor yang akan mengerjakan rehabilitasi.

“Jika pola ini yang terus diterapkan, Insya Allah akan cepat terpulihkan. Kita juga sudah serahkan di lokasi BLK Poto Tano yang bisa menjangkau Kecamatan Alas Barat (Kabupaten Sumbawa) dan KSB,” imbuh Bupati.

Sebelumnya, Pemda KSB telah menetapkan langkah – langkah penanganan dampak bencana gempa yang difokuskan pada penanganan traumatic, penanganan permakanan termasuk perlengkapan pengungsian (logistik dan lain sebagainya) dan kebutuhan mendesak di sektor pendidikan, kesehatan dan rumah ibadah, serta penanganan rehab dan rekonstruksi.

“Tiga hal ini kita laksanakan secara pararel. Untuk traumatic kita setiap hari mengunjungi korban, melaksanakan sholat berjamaah agar mereka tetap semangat, sabar dan yang terpenting tidak boleh berputus asa. Mereka (para korban) tidak sendiri, ada kita semua yang ikut merasakan dan membantu,” jelas Bupati.

Untuk penanganan perlengkapan pengungsian dan pengungsian, telah dibentuk posko kabupaten, kecamatan, desa dan pokso dusun.

“Meski sudah berjalan baik, tapi tetap ada kekurangan karena memang bantuan-bantuan ini kurang. tetapi kita uji petik pada beberapa posko pengungsian, logistik itu sudah sampai pada sasarannya,” tandas Bupati.

Sedangkan untuk rehab, Pemda telah melaksanakan pendataan dan data tersebut telah di SK-kan oleh Bupati. Dari data final tersebut, jumlah rumah rusak berat sebanyak 2.326, rusak ringan 5.955 rusak sedang dan 7.080 rusak ringan. Total 15.361 unit rumah rusak.(EZ)

 

Komentar