KabarNTB, Mataram – Dalam beberapa hari terakhir pasca gempa 7.0 SR tanggal 19 Agutus dan gempa terbaru 5.6 SR yang terjadi Ahad dini hari 26 Agustus 2018, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ramai dikecam dan dianggap ngawur, bahkan terkesan tendensius dalam memberikan informasi kegempaan (lokasi pusat gempa 5,6 -Telah Dimutakhirkan BMKG jadi 5,5 SR, pada Ahad 26/8 tadi).
Kecaman, salah satunya datang dari Mantan Wakil Gubernur NTB, H Badrul Munir, lewat postingannya di salah satu grup di media sosial facebook.
Menanggapi hal itu, Kepala Stasiun BMKG Mataram, Agus Riyanto memberikan klarifikasi.
“Sebenarnya tidak digeser atau dipindah gempanya. Hanya pada pejelasan di keterangan kota terdekat saja, menyebutkan 41 km Timur Laut Lombok Timur,” ujarnya, Ahad 26 Agustus 2018 di Mataram.
“Ada updated data dengan semakin banyaknya sinyal dipakai untuk menganalisa maka termutahirkan sehingga Magnitudo jadi 5.5 dan keterangan jarak terdekat pusat gempa dalam narasi atau diambil titik terdekat 25 km utara taliwang (KSB),” jelasnya lagi.
Lebih lanjut dipaparkan Agus Riyanto, terkait parameter gempabumi bisa saja terjadi perubahan baik waktu, magnitudo, koordinat, dan jarak dari lokasi acuan terdekat setelah dilakukan quality control (qc).
Secara umum update parameter kata dia, wajar dilakukan untuk memberikan peningkatan kualitas informasi. Update parameter tersebut bukan terjadi karena permasalahan peralatan, namun terjadi karena bertambahnya hasil catatan gempabumi dari seismograf-seismograf lain yang lokasinya lebih jauh.
“Jadi pada prinsipnya semakin banyak hasil catatan seismograf yang terpakai, maka hasilnya semakin membaik,” ucap Agus.
Untuk kasus gempabumi M=5.6 semalam yang diupdate menjadi M=5.5 lanjutnya lagi, secara umum merupakan gempabumi susulan dari mainshock tanggal 19 Agustus lalu M=6.9 SR. Terlebih, Kota/Kabupaten yang memiliki jarak terdekat dengan pusat gempa itu ditentukan oleh system analisa gempa menggunakan Artificial Intelegency (AI).
Dikatakannya, dalam persoalan kegempaan ini, pihak BMKG sudah sangat maksimal dalam bekerja. Bahkan kata dia, BMKG selalu standby terus melihat perkembangan update persoalan ini.
Agus menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada. Juga untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tak jelas asal usulnya. Masyarakat mesti bijak menyikapi suatu informasi. Begitupun untuk warganet diharapkan selalu bijak dalam bersosial media, mampu menyaring informasi tanpa langsung menyiarkan kepada publik.
“Kami sudah bekerja sangat keras untuk hal ini. Malah jika mau, boleh sekalian nginap bersama kami di kantor, agar bisa menyaksikan secara langsung seperti apa dan bagaimana kami bekerja untuk masalah ini,” demikian Agus Riyanto.(VR)
Komentar