Relawan Lintas Profesi dan Korban Gempa Gelar Upacara HUT RI di Posko Pengungsian

KabarNTB, Lombok Utara – Meski masih berduka akibat bencana gempa dan berada di pengungsian, rasa cinta tanah air dan kebanggaan menjadi rakyat Indonesia tetap tergambar jelas di wajah anak – anak dan warga korban gempa di posko pengungsian Dusun Batu Grantung, Desa Loloan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Jum’at pagi tadi, 17 Agustus 2018, ratusan warga dan anak-anak korban gempa bersama para relawan dari Tim Kemanusiaan Lintas Profesi yang digagas Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumbawa Barat, melaksanakan upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-73 di lapangan posko setempat.

Susana upcara bendera memperingati HUT RI ke 73 di Posko pengungsian korban gempa Desa Loloan Kecamatan Bayan, Lombok Utara

Meski berlangsung sederhana dan apa adanya, anak – anak dan para pengungsi terlihat khidmat mengikuti jalannya upacara. Mereka nampak sangat bersemangat memberi hormat dan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang mengiringi Sang Saka Merah Putih dikibarkan diatas tiang bambu ditengah lapangan upacara.

Ketua Tim Kemanusiaan Lintas Profesi, Trisman ST yang menjadi inspektur upacara, mengaku terharu melihat, betapa rasa duka akibat bencana tidak mampu memudarkan sedikitpun rasa nasionalisme dan kecintaan kepada NKRI anak – anak dan warga korban gempa.

“Kondisi hari ini, menyadarkan kita bahwa persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa dalam bingkai NKRI adalah kekuatan utama bangsa ini dalam menghadapi berbagai tantangan, bahkan bencana sekalipun,” ucapnya.

“Ada ratusan jiwa yang menjadi korban, ada ratusan ribu yang mengungsi, tetapi ada jutaan anak bangsa dari seluruh Indonesia yang membantu, mengirim logistik bahkan terjun langsung menjadi relawan. Ini membuktikan kita bangsa yang kuat,” imbuh Trisman.

Tim kemanusian Lintas Profesi yang digagas KNPI Sumbawa Barat telah berada di lokasi pengungsian di KLU sejak bencana gempa 6.8 SR mengguncang pada 29 Juli lalu. Tim yang beranggotakan puluhan relawan dari berbagai profesi, termasuk dokter dan tenaga kesehatan itu kembali dikirim pasca gempa 7.0 SR yang terjadi pada 5 Agustus.

Personil tambahan, termasuk mobile clinic dikirim pada 14 Agustus lalu untuk menjangkau sejumlah wilayah terpencil dan nyaris terisolir. Selain melaksanakan pelayanan kesehatan keliling dari satu poako ke posko pengungsian lainnya, tim ini juga menyiapkan sarana air bersih berupa tandon dan jaringan pipa di sejumlah posko pengungsian.(EZ)

iklan

Komentar