Jokowi : Pencairan Bantuan Korban Gempa Harus Lewat Pokmas !

KabarNTB, Sumbawa Barat – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pencairan dana stimulant pembangunan rumah korban gempa harus melalui Pokmas.

Berbicara di hadapan ribuan orang korban gempa, jajaran Pemda dan masyarakat, dalam kunjungan ke Kabupaten Sumbawa Barat, Kamis siang 18 September 2018, Jokowi menjelaskan, pembentukan kelompok Masyarakat (Pokmas) merupakan upaya control terhadap penggunaan dana stimulant tersebut.

“Kenapa mencairkan dengan pokmas? Supaya ada control. Karena kita punya pengalaman di Jogja, pengalaman di Padang, di Aceh. Jangan sampai uang bantuan tadi tidak jadi rumah tapi dipake untuk yang lain. Sehingga saling mengontrol, saling mengawasi, kenapa harus ada Pokmas,” urainya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden menyerahkan secara simbolis buku tabungan kepada 2.081 warga korban gempa di KSB. Ia meminta warga untuk bersabar karena bantuan yang keluar dari Pemerintah bukan dalam nilai jutaan atau miliaran, tetapi triliunan rupiah.

Presiden Jokowi bersama Bupati HW Musyafirin dan Wakil Bupati KSB Fud Syaifuddin saat meninjau pembangunan rumah korban gempa di Dusun Jembatan Kembar Kecamatan Poto Tano, Kamis 18 Agustus 2018

“Ini uang yang sangat besar sekali, dan uang yang keluar harus ada pertanggungjawabannya. Menterinya harus tanggungjawab, BNPB harus tanggungjawag, nanti gubernur juga harus tanggungjawab, bupati juga. Karena ini adalah uang Negara yang harus dipertanggungjawabkan,” sebutnya.

Terkait prosedur, Presiden mengakui sangat rumit.  Bantuan disalurkan lewat tabungan di bank. Ternyata masyarakat sangat kesulitan untuk mencairkan bantuan tersebut.

“Saya tidak ikuti, ternyata prosedurnya ruwet banget. Ada 17 predur yang saya, terus terang saja, hal seperti ini kadang ikuti kadang tidak ikuti. Kok belum bisa dicairkan ? akhirnya minggu lalu kita rapat lagi, kita putuskan bahwa 17 presedur yang ruwet sekali itu, menjadi hanya satu prosedur sehingga memudahkan masyarakat dalam pencairan bersama Pokmas atau Pokmas plus di sini (Sumbawa barat),’ jelasnya.

Presiden juga mengecek langsung proses pencairan bantuan di bank. Ia berharap korban gempa yang lain (yang sudah menerima buku tabungan) untuk segera mencairkan  agar bisa digunakan membangun kembali rumahnya yang rusak.

“Tadi sudah saya cek bisa dicairkan tidak. Langsung cair,” katanya.

Sementara bagi yang belum, Jokowi menjelaskan bahwa jumlah korban gempa baik di NTB maupun di Sulawesi tengah bukan seribu dua ribu orang, tetapi mencapai ratusan ribu orang dengan jumlah anggaran yang tidak sedikit.

“(Jumlah korban) sudah ratusan ribu. Disini maupun di Palu dan Donggala. Sehingga kita akan mengatur keuangannya agar tahapan-tahapan bisa jalan dengan baik.  Tapi kita berharap agar uang yang sudah ditransfer kepada korban segera bisa dicairkan dan dipake untuk membangun rumah,” tambahnya.

Presiden juga mengingatkan bahwa rumah yang dibangun harus yang tahan gempa.

“Kita harus tahu karena kita berada di lingkaran cicin  api, membangun rumahnya harus yang bisa tahan gempa. Silahkan mau pake RISHA, mau pake system kayu juga silahkan, yang penting rumah itu harus tahan gempa. Setuju nda ?,” tanyanya, dijawab setuju oleh seluruh korban gempa yang hadir.(EZ)

Komentar