Prodi PBSI UNSA Gelar Workshop KTI

 

KabarNTB, Sumbawa – Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Samawa (Unsa) Sumbawa Besar menggelar kegiatan Workshop Karya Tulis Ilmiah (KTI), Sabtu, 3 Nopember 2018. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Bulan Bahasa yang diperingati setiap 28 Oktober.

Dekan FKIP Unsa, Suharli, mengatakan, bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat bersar dalam kemerdekaan Indonesia.

“Yang perlu untuk kita sadari adalah bahwa fungsi dari bahasa itu dapat menyatuhkan bahkan membelah, contoh isu sara dan semacamnya adalah bentuk dari bahasa oleh karena itu bijaklah dalam menggunakan bahasa,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan semacam ini tetap dilaksanakan karena sangat penting memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang KTI sejak dini, sehingga ketika membuat Skripsi nanti mereka tidak akan binggung.

Turut hadir Ketua Program Studi (Kaprodi) PBSI, Juanda, sejumlah Dosen Prodi PBSI, serta mahasiswa dari STKIP Paracendekia Sumbawa, mahasiswa Institul Sosial dan Budaya Sumbawa Besar (Isbud Samawa Rea) dan seluruh Mahasiswa PBSI FKIP Unsa Sumbawa Besar.

Tampil sebagai pembicara, Iwan Jazadi yang menyampaikan materi tentang penelitian bahasa dalam pendekatan kualitatif dan Adnan MPd yang membahas tentang penelitian pengembangan bahasa.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa sejak dini agar mengetahui cara menyusun KTI terutama skripsi, kemudian membina, mengembangkan dan meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional,” ujar Kaprodi PBSI Unsa, Juanda.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pelaksanaan Workshop semacam ini mendukung fungsi Bahasa Indonesia itu sendiri, apalagi baru-baru ini Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa telah melaksanakan Kongres Bahasa Indonesia yang ke-11 dan dari kongres tersebut melahirkan keputusan meningkatkan atau menginternasionalkan Bahasa Indonesia.

“Kamimendukung penuh keputusan tersebut karena jumlah penduduk Indonesia sebanyak 260 juta jiwa dan negara tetangga seperti Australia, Timor Leste, Singapura, Malaysia, bahkan beberapa negara di Eropa dan Afrika sudah mempelajari Bahasa Indonesia. Jadi sangat memungkinkan Bahasa Indonesia jadi Bahasa Internasional,” tandasnya.(JK)

Komentar