KabarNTB, Sumbawa Barat — Kerja keras Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) agar pembangunan Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene bisa segera terealisasi, akhirnya membuahkan hasil.
Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I telah menandatangani kontrak pembangunan bendungan ini pada 23 Januari 2020 lalu. “Hari ini (kamis) kami telah melaksanakan serah terima lapangan. Sementara sesuai rencana, groundbreaking (peletakan batu) pertama pembangunan bendungan dilaksanakan 17 Februari mendatang,’’ ungkap Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda KSB, Amar Nursmansyah, kepada KabarNTB, Kamis 30 Januari 2020.
Bendungan Tiu Suntuk akan menelan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun lebih yang bersumber dari APBN. Bendungan ini akan menjadi bendungan terbesar kedua yang dibangun pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Satu bendungan lainnya adalah Bendungan Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian.
“Pekerjaan bendungan Tiu Suntuk akan dilaksanakan dalam dua fase. Fase pertama akan menelan dana Rp 704 miliar sementara fase kedua Rp 646 miliar,” kata Amar.
Ia menjelaskan, pekerjaan yang akan dilakukan dalam fase pertama pembangunan bendungan adalah Main Dam atau bendungan utama yang akan dilaksanakan PT Nindya-Bahagia Bangun Nusa KSO selaku kontraktor (penyedia jasa). Item pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain bangunan pengelak, bendungan utama, bangunan pengambilan dan pekerjaan hidromekanikal dan elektrikal.
“Setelah kontrak yang sudah ditandatangani di kantor BWS Nusa Tenggara I dan serah terima lapangan baru akan diterbitkan Surat Perintah Mulai Pekerjaan (SPMK),’’ imbuh mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Permukiman (PUPRPP) KSB itu.
Kegiatan serah terima lapangan yang berlangsung di lokasi pembangunan di Kecamatan Brang Ene dan disaksikan langsung Kasubdit Wilayah Timur Pusat Bendungan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Matius, didampingi Kasatker BWS Nusa Tenggara I, I Ketut Karihartha. Usai serah terima, tim melihat langsung lokasi bendungan.
Pasca serah terima lapangan, semua pihak yang bertanggungjawab dalam pembangunan bendungan Tiu Suntuk akan mulai mempersiapkan seluruh kebutuhan dalam pelaksanaan fase satu. Amar menyatakan terealisasinya pembangunan bendungan Tiu Suntuk ini membuktikan komitmen Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin terhadap masyarakat. “Kita menyambut positif pembangunan bendungan ini. Upaya yang dilakukan pak bupati selama ini sudah bisa diwujudkan dan bisa terlaksana dan ini tentu harus didukung seluruh warga Sumbawa Barat,’’ harap Amar.
Sementara itu, Kasubdit Wilayah Timur Pusat Bendungan, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Matius didampingi Kasatker BWS Nusa Tenggara I, I Ketut Karihartha, memberikan apresiasi kepada Pemda KSB yang sudah sangat siap dalam menyiapkan semua kebutuhan pembangunan bendungan Tiu Suntuk. Menurutnya, upaya maksimal yang dilakukan Pemda KSB dalam mendorong terwujudnya bendungan tersebut mendapat tanggapan langsung pemerintah pusat.
“Bendungan ini (Tiu Suntuk) masuk dalam proyek strategis nasional. Masuknya Tiu Suntuk sebagai salah satu bendungan yang dibangun tahun ini tidak lepas dari kesiapan Pemda KSB sendiri,’’ katanya.
Bendungan Tiu Suntuk akan dibangun di atas lahan seluas 263 hektar termasuk daerah genangan. Bendungan akan menjadi menjadi pengendali banjir dengan kemampuan mereduksi banjir 66 persen dengan kapasitas daya tampung air mencapai 56 juta meter kubik. Selain itu juga menjadi sumber air untuk pertanian dengan total luas lahan yang bisa diairi mencapai 1.300 hektare melalui daerah irigasi Kalimantong 2.
Menurut Matius, Pembangunan bendungan ini merupakan bagian dari 65 proyek bendungan yang dibangun pemerintah pada medio 2015-2019. Selain Tiu Suntuk, terdapat delapan bendungan lain yang juga akan dibangun Kementerian PUPR yaitu bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur (NTT), bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan, bendungan Pelosika di Sulawesi Tenggara, bendungan Jragung di Jawa Tengah, bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, bendungan Tiro di Aceh, bendungan Budong-Budong di Sulawesi Barat dan bendungan Ameroro di Sulawesi Tenggara.
“Mudah-mudahan bendungan yang dibangun di Sumbawa Barat ini bisa memberikan dampak dan manfaat lebih besar bagi masyarakat. Apalagi selain Tiu Suntuk, pemerintah pusat juga tengah menyelesaikan pembangunan bendungan Bintang Bano,’’ demikian Matius.(EZ/*)
Komentar