KabarNTB, Sumbawa Barat – Diantara kabupaten / kota lainnya yang ada di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mendapat porsi anggaran dari pemerintah pusat melalui APBN untuk pembangunan infrastruktur, jauh lebih besar. Itu paling tidak terlihat dari jumlah infrastruktur bendungan berskala besar yang dibangun di daerah ini dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Sejak 2017 Bendungan Bintang Bano di Desa Bangkat Monteh Kecamatan Brang Rea mulai dibangun dan sekarang sedang dalam tahap penyelesaian. Hari ini, 17 Februari 2020, satu bendungan besar lainnya, yakni Tiu Suntuk di Dea Mujahidin Kecamatan Brang Ene mulai dibangun.
Plh Dirjen Sumber Saya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Joko Widyoko yang hadir dalam kegiatan ground breaking Bendungan Tiu Suntuk, Senin pagi, mengatakan pembangunan kedua bendungan bernilai Triliunan rupiah itu tidak lepas dari perjuangan para pemimpin KSB sejak jaman KH Zulkifli Muhadli – H Mala Rahman, hingga duet pemimpin saat ini, HW Musyafirin – Fud Syaifuddin.
Ia memuji perjuangan keras para pemimpin KSB tersebut, sehingga daerah ini berhasil mendapatkan alokasi pembangunan Bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk. Ia memaparkan, dana di pusat sangat terbatas dan harus dibagi ke seluruh Indonesia dengan 34 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten/kota.
“Tapi kenapa di Sumbawa Barat bisa dibangun dua bendungan besar, salah satunya mulai dibangun hari ini. Berapa triliun nanti uang yang beredar di Sumbawa Barat ini. Itu adalah hasil perjuangan yang gigih dari pimpinan daerah saat ini dan sebelumnya. Kami Apresiasi perjuangan bupati dan wakil bupati sebelumnya dan saat ini,” ungkap Joko Widyoko.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan bukti keberhasilan estafet kepemimpinan KSB dari pemimpin periode sebelumnya ke pemimpin periode saat ini. “Ini merupakan estafet kepemimpinan yang sangat bagus demi membangun untuk masyarakat sumbawa Barat. Saya tidak bisa membayangkan, kalau tidak ada estafet. Mungkin KH Zulkifli (bupati KSB 2010 – 2015) saat itu beranggapan bahwa ini bukan program beliau dan tidak dilanjutkan, maka selesai tidak ada keberlanjutan. Ini yang patut kita syukuri dan apresiasi. Insya Allah ini akan membawa berkah untuk kesejahteraan masyarakat Sumbawa Barat,” bebernya.
Joko Widyoko menjelaskan, di seluruh Indonesia, total bendungan yang sudah dibangun sebanyak 201 bendungan. 46 buah bendungan sedang dalam proses pembangunan, sehingga total bendungan yang ditargetkan sebanyak 247 bendungan di seluruh indonesia. Untuk NTB, di Pulau Lombok dibangun 32 buah dan 1 buah sedang proses pembangunan. Pulau Sumbawa 40 buah sudah dibangun dan 3 buah sedang dalam proses pembangunan.
“Untuk periode 2015 – 2019 61 bendungan di seluruh indonesia. 15 sudah selesai dan 2 diantaranya di NTB yakni bendungan Tanjung dan Bendungan Mila. 4 bendungan sedang proses pelaksanaan, yakni Bintang Bano KSB, Beringin Sila Sumbawa, Bendungan Meninting Lombok dan Tiu Suntuk KSB,” jelasnya.
Sebelumnya, Bupati KSB, HW Musyafirin, mengungkap, upaya untuk merealisasikan bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk tidak mudah. Untuk Bendungan Bintang Bano, dibutuhkan pengorbanan daerah untuk memulainya sebesar Rp 122 miliyar, sebelum di take over (ambil alih) oleh Pemerintah pusat dan dibiayai melalui APBN. Sedangkan Tiu Suntuk, persiapan feasibility study (FS) dan Detail Engenering Design (DED) juga atas biaya dari pemerintah daerah melalui APBD.
“Di APBD itu ada hak masyarakat yang kita kelola (oleh Pemda) dan pembangunan infrastruktur ini menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Tapi kapan bisa terealisasi kalau kita tidak mulai, sehingga kita mencoba apa yang bisa kita lakukan untuk kemudian kita minta Pusat meneruskan. Inilah yang menyebabkan realisasi dua mega proyek itu bisa cepat. Dari urutan ke 100 sekian ( dalam skala prioritas) Tiu Suntuk akhirnya bisa masuk gelombang pertama 16 bendungan di Indonesia yang dibangun,” ungkap Bupati.(EZ)
Komentar