KabarNTB, Lombok Tengah – Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin mengapresiasi program pencegahan stunting yang dilaksanakan Pemprov NTB. Apresiasi itu disampaikan Wapres saat berdialog dengan masyarakat, yang dipandu Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kamis 20 Februari 2020.
Dialog digagas untuk mendengar dan membahas program pencegahan Stunting di NTB bersama Da’i Kesehatan dan stakeholder terkait. Program Strategis tersebut, selain Revitalisasi Posyandu, adalah Minum Tablet Tambah Darah (TTD) dalam Kegiatan Aksi Bergizi, Sarapan Bersama, Generasi Emas NTB, Gerakan Buang Air Sembarangan Nol dan Da’i Kesehatan.
Wapres yang hadir bersama istri, Hj Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin juga menyampaikan apresiasi langkah Gubernur yang menginisiasi berbagai program untuk mencegah terjadinya stunting di NTB. Ia meminta program tersebut terus dilaksanakan dan digencarkan. Sehingga masyarakat mendapatkan pemahaman yang utuh tentang bahaya stunting.
Wapres yakin, program-program tersebut dapat menurunkan angka stunting di NTB, bahkan nasional. Angka stunting di NTB berdasarkan data tahun 2018 menyentuh 33 persen. Sedangkan secara nasional, angka stunting mencapai 27 persen. Secara nasional, tahun 2024 angka stunting di Indonesia ditargetkan menurun hingga 14 persen.
Wapres mengingatkan bahwa stunting atau kondisi tubuh yang tumbuh kerdil bisa dicegah sejak awal. Yaitu sejak seseorang berada pada masa pra nikah. Sebelum menikah katanya, calon ibu atau bapak ini harus siap. Baik secara mental maupun kemampuan untuk menjaga anak keturunan. Perlu diberikan pemahaman bagaimana merawat dan menjaga Keluarga. Termasuk setelah menikah dan melahirkan anak katanya, harus diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama dua tahun.
“Jangan pisahkan anak dengan ibunya dari ASI semasih umurnya dua tahun. Sebelum hamil juga harus dipahami, sebelum nikah sudah tau bagaimana menjaga kehamilan, menjaga anak agar sehat,” jelasnya di hadapan masyarakat serta para Da’i kesehatan yang hadir.
Gubernur Bang Zul menyampaikan masalah stunting itu bukan hanya persoalan makanan. Namun ia menilai stunting lebih disebabkan oleh cara pandang. Sebagai contoh katanya, NTB terkenal dengan penghasil lobster terbaik. Para petani lobster selalu memelihara, lalu kemudian dijual, tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri.
Namun, para petani lobster ini katanya lebih memilih makanan lain yang kadar gizinya rendah ketimbang memakan lobster. “Mudah-mudahan dengan kehadiran Bapak Wakil Presiden di NTB akan memberikan keberkahan dan mampu menurunkan angka stunting di NTB,” harapnya.(*)
Komentar