APD Langka, Stok di RSUD Asy Syfa KSB Hanya Cukup untuk Tiga Minggu

KabarNTB, Sumbawa Barat – Ketersediaan Alat Perlindungan Diri (APD) berupa masker, baju pelindung, Sarung tangan, tutup kepala, kacamata, dan sepatu boot, di Rumah Sakit Umum Asy Syfa Sumbawa Barat terus menipis. Disatu sisi, ketersediaan APD di pasaran saat ini sangat langka karena pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia. Kalaupun ada, harganya sangat tinggi, bahkan berkali-kali lipat dari harga dalam kondisi normal.

“Untuk APD kita saat ini masih ada, tetapi makin berkurang karena pasien yang diperiksa setiap hari pasti ada. Kami sudah melakukan pemesanan sejak dua mingguan yang lalu, namun belum ada,” ungkap Direktur RSUD Asy Syfa, dr Carlof Sitompul, kepada wartawan usai rapat koordinasi di Graha Fitrah, Kompleks KTC, Taliwang, Senin 23 Maret 2020.

dr Carlof Sitompul, Direktur RSUD Asy Syfa KSB

Carlof menegaskan, soal harga yang jauh lebih mahal dari biasanya tidak masalah dan anggaran tersedia. Cuma masalahnya di semua tempat, semua jenis APD, termasuk hand sanitiser (cairan untuk cuci tangan), saat ini menjadi barang yang langka. “Uang ada, tidak ada masalah kalau itu, tapi memang dimana-mana APD ini langka. Infonya awal april baru ada masuk ke NTB,” sebutnya.

Akibat kondisi ini, management RSUD Asy Syfa menerapkan kebijakan pembatasan penggunaan APD dengan tujuan penghematan. “Tidak semua orang kita kasi masker, kita batasi untuk melayani pasien yang betul-betul membutuhkan, misalnya yang dioperasi atau diisolasi. Setiap hari terpakai karena banyak jenis penyakit, tidak hanya untuk kasus dicurigai covid-19, petugas juga perlu melindungi diri,” jelasnya.

Jika kondisi penanganan wabah corona di KSB tetap seperti saat ini, artinya tidak ada kasus luar biasa (signifikan) Carlof memperkirakan stok APD yang dimiliki RSUD Asy Syfa saat ini bisa bertahan untuk dua sampai tiga minggu. Karena itu, dalam Rakor Satgas antisipasi corona yang dilaksanakan Senin, fokus upaya yang dilakukan adalah mengantisipasi agar covid-19 tidak masuk ke KSB, salah satunya dengan meliburkan semua sekolah mulai dari tingkat PAUD hingga SMP.

“Jadi fokusnya ke pencegahan agar covid-19 tidak masuk ke KSB. Kalau ada peningkatan yang signifikan, ya estimasi dua sampai tiga minggu tadi tentu akan lebih cepat habis,’ imbuhnya.

RSUD Asy Syfa sendiri, dalam konteks penanganan Covid-19 merupakan rumah sakit rujukan kedua. Ketika ada pasien yang dicurigai dengan gejala covid-19 (pasien dalam pengawasan – PDP) akan dirujuk ke rumah sakit propinsi Manambai Abdul Kadir di Sumbawa sebagai rumah sakit rujukan pertama untuk Sumbawa – KSB.(EZ)

iklan

Komentar