KabarNTB, Lombok Tengah – Polres Lombok Tengah membubarkan pesta kembang api dan perang petasan di jalan Raya Biao Kelurahan Jontlak Kecamatan Praya Tengah, pada Selasa malam 28 april 2020.
Kapolres Loteng AKBP Budi Santoso mengatakan aksi perang petasan dan kembang api itu terjadi di sekitar Jembatan Biao Kelurahan Jontlak Kecamatan Praya Tengah.
“Perang petasan dan kembang api ini menjadi atensi Polres Lombok Tengah yang mana kegiatan tersebut sangat mengganggu ketertiban Umum dan kenyamanan masyarakat dalam melaksanakan ibadah pada bulan Suci Ramadhan. Selain itu dengan adanya perang petasan tersebut juga mengganggu arus lalu lintas di jalan raya yang dapat membahayakan pengguna jalan,” terang Kapolres dalam pers release kasus dimaksud, Rabu 29 April 2020 di Mapolres Lombok Tengah.
Kapolres menyatakan, pihaknya telah mengamankan 6 orang yang terlibat dalam aksi tersebut. Sebagian besar pelakubmasih bersetatus pelajar. “Untuk menjadi pelajaran serta membuat efek jera kepada mereka maka diberikan tindakan melaksanakan wajib lapor. Selain itu, kami juga minta kepada para orang tua untuk tetap mengawasi anaknya dalam menjalankan aktivitas selama bulan suci Ramdhan dan libur sehubungan dengan wabah Covid-19,” tegas Kapolres.
Di samping wajib lapor setiap hari Polres Loteng juga memanggil orang tua dari ke 6 pelajar dimaksud. Karena masih dibawah umur selanjutnya diserahkan kepada orang tuanya masing-masing untuk mengawasi anaknya dan tetap dikenakan wajib lapor,” imbuhnya.
Selain 6 orang dimaksud aparat Polres Lombok Tengah juga mengamankan sejumlah barang yang digunakan dalam perang petasan itu, berupa 5 buah mercon roket, 3 kotak mercon galaksi, 2 kotak mercon super blitz, 15 kotak mercon korek, 3 kotak mercon smok, 8 kotak mercon extra XL Galaksi, 2 unit HP, serta 3 unit sepeda motor.
Sementara Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto, menyatakan, dalam situasi saat ini yang mana wabah Covid-19 sedang melanda seluruh wilayah, dengan adanya perang petasan dan kembang api yang dilakukan oleh anak-anak yang masih sekolah sangat meresahkan masyarakat, disamping rentan terhadap penyebaran Cobid-19 karena terjadi kerumunan orang dalam jumlah banyak.
“Diharapkan peran dari para orang tua dapat mengawasi putra-putrinya untuk melakukan hal-hal yang positif,” ucapnya.(NK)
Komentar