Fud Syaifuddin Ingatkan Warga Jelenga untuk Bersiap Songsong Industri Pariwisata

KabarNTB, Sumbawa Barat – Calon wakil bupati Subawa Barat, Fud Syaifuddin meminta warga Dusun Jelenga, Desa Beru Kecamatan Jereweh untuk bersiap menyongsong industri pariwisata yang diyakini akan merambah dusun pesisir di utara Kecamatan Jereweh itu.

Dengan panorama pantai yang eksotik dan ombak kelas dunia yang menjadi incaran para peselancar dari seluruh dunia, Dusun Jelenga yang menjadi lokasi pantai Jelenga, saat ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit di KSB.

Berbicara dihadapan warga Dusun Jelenga di Dua titik yang menjadi lokasi kampanye terbatas, Selasa sore 13 Oktober 2020, Fud Syaifuddin menyatakan, dengan penyelenggaraan event MotoGP tahun 2021 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, diperkirakan akan ada puluhan ribu wisatawan dari seluruh dunia yang akan mengunjungi NTB. Para wisatawan itu, tentu saja membutuhkan fasilitas akomodasi dan destinasi lain untuk dikunjungi karena mereka tentu tidak hanya akan menonton MotoGP.

Calon wakil bupati KSB Fud Syaifuddin berfoto bersama warga usai kampanye terbatas di Dusun Jelenga, Desa Beru Kecamatan Jereweh

“Dalam kondisi itu, daerah penyanggah yang berdekatan dengan Pulau Lombok akan terkena imbas. Jelenga dengan keindahan alam dan ombaknya yang berkelas dunia tentu bisa menjadi pilihan. Karena itu masyarakat harus mempersiapkan diri dari sekarang,” bebernya.

Pemerintah daerah, menurutnya, selama hampir lima tahun kepemimpinannya bersama Bupati HW Musyafirin telah mempersiapkan berbagai infrastruktur penunjang agar Jelenga sebagai destinasi wisata yang nyaman untuk wisatawan. Mulai dari jalan akses yang telah dihotmix, signal telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, merencanakan pengoperasian kapal cepat dari pelabuhan Lalar menuju Pulau Lombok, hingga mempermudah proses perijinan bagi investor dibidang pariwisata. “Jika pariwisata maju, maka perekonomian masyarakat juga akan turut meningkat. Kita sebagai warga lokal tidak boleh hanya menjadi penonton, karena persiapkan sumber daya yang kita punya,” ujarnya.

Namun demikian, Fud Syaifuddin mengingatkan bahwa pariwisata juga memiliki imbas negatif, sepertinya naiknya harga lahan yang cenderung mendorong penduduk lokal menjual lahan milik mereka sehingga lambat laun warga lokal tersingkir dan semua lahan dikuasai pemilik modal. “Jadi saya ingatkan, warga yang memiliki lahan jangan jual lahannya, kalau disewakan boleh. Jangan sampai kaya di Senggigi, seluruh lahan dikuasai orang asing dan pemilik modal, sehingga penduduk lokal tersingkir. Kondisi itu jangan sampai terjadi di Jelenga. Jangan jual lahan,” imbuhnya mengingatkan.

Selain itu, sambung Fud, industri pariwisata juga berimbas pada kehidupan sosial masyarakat. Industri pariwisata bebas nilai dan identik dengan kehidupan yang bebas. Dengan daya tarik utama berupa pantai yang indah dengan ombak berkelas, kedepan Jelenga pasti akan banyak dikunjungi wisatawan dengan cara hidup bebas, dimana hal yang sebenarnya dilarang dalam adat istiadat lokal menjadi hal yang lumrah. Misalnya dalam hal berpakaian dan kebiasaan minum – minuman keras. Karena itu pemerintah dusun dan masyarakat mesti membentengi diri agar kearifan lokal dan adat istiadat masyarakat setempat tidak tergerus.

“Misalnya dengan membuat awik-awik sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat. Yang lebih penting kita juga harus membentengi anak-anak generasi penerus kita dengan bekal agama dan keimanan yang kuat. Masjid sudah ada, manfaatkan sebaik mungkin untuk mendidik anak-anak kita agar mereka menjadi pribadi yang tangguh, tetap bisa meraih peluang yang ada di tengah majunya pariwisata di daerah kita,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Fud Syaifuddin juga menyerap aspirasi masyarakat terkait program lansia, kondisi lahan pertanian yang tadah hujan dan membutuhkan sumur bor sebagai sumber pengairan, juga persoalan jalan akses menuju pantai yang masih terkendala karena adanya salah satu pemilik lahan yang menolak untuk memberi akses melalui lahannya. Ada pula permintaan agar pemerintah daerah segera mengoperasikan lumbung pangan yang dibangun didusun tersebut.

Fud Syaifuddin juga memastikan seluruh program pro rakyat, seperti santunan Lansia dan Penyandang Disabilitas, Bariri Tani, Ternak dan UMKM serta sejumlah program lainnya yang telah dilaksanakan di periode pertama kepemimpinannya bersama HW Musyafirin akan tetap dilanjutkan, karena program-program tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.(EZ)

iklan

Komentar