KabarNTB, Sumbawa Barat – Puluhan warga kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, menggelar aksi unjuk rasa di gate (pintu gerbang) utama PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) di Benete, Kecamatan Maluk, Kamis 14 Januari 2021.
Massa yang terdiri dari para pedagang pasar Maluk, tukang ojek, pemilik warung dan tempat hiburan serta pengusaha kos-kosan di wilayah kecamatan Maluk itu menuntut PT AMNT melakukan pemulihan ekonomi masyarakat lingkar tambang.
Koordinator umum, Abdul Manan membacakan point-point tuntutan massa aksi. Tuntutan itu diantaranya mendesak perusahaan pengelola tambang Batu Hijau itu untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat, memberikan Dana CSR ke masing-masing desa lingkar tambang, menghapus kebijakan karyawan wajib tinggal di camp dalam area tambang, memprioritaskan tenaga kerja lingkar tambang, serta membuka balai latihan kerja di wilayah lingkar tambang.

Selain itu massa juga menuntut penghentian sistem rekrutmen satu pintu, pemberdayaan pengusaha lokal dengan mengaktifkan kembali LBI, mendesak PTAMNT agar menggunakan jasa buruh untuk bongkar muat barang suplayer, mengembalikan wewenang parkir Gate Benete ke pihak Desa dan melibatkan lembaga adat dalam pengelolaan scrap (limbah).
Massa mulai berkumpul di gate Benete sekitar pukul 10.00 Wita dan menggelar beragam spanduk dan pamflet berisi tuntutan dan melakukan orasi secara bergiliran.
Sekitar pukul 11.40 wita management PTAMNT yang diwakili manajer head of social impact Yuda Jayadi Karta, Mala Syarifuddin serta Zulkarnain dari eksternal security, menemui para pengunjukrasa. Menanggapi tuntutan para pengunjukrasa Yuda menyatakan bahwa sejumlah point tuntutan tersebut sebenarnya telah dilaksanakan oleh perusahaan. b. Tuntutan yang disampaikan sebenarnya sudah di kerjakan oleh perusahaan.
Ia juga menyatakan program yang dilaksanakan PTAMNT saat ini fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan berjanji kedepan setiap program yang akan dilaksanakan akan diiformasikan melalui pemerintah desa. Menurutnya, pelaksanaan program juga terhambat oleh pandemi Covid-19 dan berbagai tuntutan yang diajukan masyarakat tidak bisa serta merta direalisasikan tetapi secara bertahap.
Sampai waktu istirahat sholat dzuhur, pertemuan tersebut tidak menghasilkan titik temu antara manajemen dan pengunjukrasa. Para pengunjukrasa kembali ke gate Benete dan melanjutkan aksi sembari memblokir jalur akses utama keluar masuk area tambang itu, karena perwakilan PTAMNT tidak kembali menemui mereka dan melanjutkan dialog usai istirahat sholat.
Setelah negosiasi, pihak Kepolisian akhirnya memfasilitasi pertemuan lanjutan antara management dengan para pengunjukrasa. yang meminta kejelasan jawaban atas tuntutan-tuntutan yang mereka ajukan.
Di pertemuan lanjutan yang berlangsung di ruangan pengamanan obyek vital Benete itu, perwakilan pengunjukrasa dan perwakilan managemen PTAMNT Yuda Jayadi Karta, sepakat untuk melanjutkan dialog pada Senin 18 Januari 2021 mendatang. Para pengunjukrasa akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 15.20 Wita, usai pertemuan dimaksud.(EZ)
Komentar