KabarNTB, Sumbawa — Ambruknya bendungan Tiu Ai Angat yang berada di desa Batu Tering Kecamatan Moyo Hulu pada 2018 lalu hingga kini belum ada perbaikan. Akibatnya ratusan Hektar lahan persawahan milik masyarakat di dua desa yakni Desa Batu Tering dan sebagian Desa Lito mengalami kesulitan air.
“Usai dikantik sebagai Kades, kami langsung berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi persoalan tersebut,” kata Kepala Desa Batu Tering Alwan Hidayat Rabu, 16 Juni 2021.

Ditemui di kantor Bupati Sumbawa, Alwan Hidayat mengatakan salah satu program prioritas Pemdes Batu Tering adalah pembenahan terhadap infrastruktur pertanian. Termasuk meloby pemerintah kabupaten dan propinsi melalui dinas tekhnis untuk pembangunan kembali Bendungan Tiu Ai Angat yang menjadi salah satu tumpuan masyarakat tani yang ada di desa Batu Tering.
‘’ Bendungan Tiu Ai Angat menjadi salah satu sumber air irigasi lahan pertanian di wilayah Desa Batu Tering dan sebagian lahan milik warga Desa Lito. Akibat jebol pada 2018 lalu, masyarakat hingga kini sangat kesulitan memenuhi kebutuha air irigas. Akibatnya, lahan yang dulunya bisa tiga kali panen kini hanya sekali panen,” ungkap Alwan.
Bendungan Tiu Ai Angat mampu mengairi lahan seluas sekitar 430 hektar. Meski sudah ada penanganan pasca ambruk oleh pihak BPBD, namun hal itu bersifat sementara dan tidak bisa maksimal.
Tahun 2020, pemerintah desa, samhung Alwan, telah membawa permasalahan ini ke Musrenbang tingkat kecamatan dan kabupaten. Usulan Pemded disambut baik pemerintah daerah dan direncanakan pembangunan kembali pada tahun 2022 mendatang.
Tim tekhnis dari PU dan konsultan pendamping dari Unsa sudah turun melakukan croscek lokasi dan dipastikan ada penambahan bentangan.
‘’Tahun 2021 ini bendungan Tiu Angat masuk dalam tahap DED. Alhamdulillah baik eksekutif maupun legislatif telah menyepakati untuk melakukan rehap total dan konstruksi ulang bendungan tersebut,’’ demikian Alwan.(JK)
Komentar