KabarNTB, Sumbawa Barat – Pertahanan Kabupaten Sumbawa bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) akhirnya jebol.
Per 8 Agustus ini sudah 300 ekor lebih sapi dan kerbau terjangkit virus tersebut. Ini merupakan kasus PMK pertama sepanjang sejarah Sumbawa.
Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Sumbawa, Junaidy SPt yang ditemui KabarNTB.Com merinci jumlah sementara ternak yang terjangkit sebanyak 235 ekor sapi dan 64 ekor kerbau. Daerah terjangkit meliputi Desa Pemasar dan Desa Simu Kecamatan Maronge.
“Terdeteksi tanggal 26 Juli. Kami sudah ambil sampel 15 buah untuk diteliti di Balai Lab Veteriner. Hasilnya, 8 sampel positif,” tandas Junaidy.
Junaidy mengaku bingung asal usul virus tersebut, karena sejak kasus PMK mewabah disejumlah daerah termasuk di Pulau Lombok, pintu keluar masuk lalu lintas ternak dari dan ke Sumbawa ditutup rapat. Kalaupun ada kebijakan membuka portal pengiriman ternak keluar daerah, itu diikuti dengan protokol kesehatan berupa bio security yang ketat.
“Kita kebobolan. Saya belum ketahui transmisinya,” aku Junaidy.
Menurutnya, virus PMK menyebar melalui banyak cara, antara lain kontak langsung atau melalui udara (airborne).
“Kalau kontak langsung, kita sudah tutup pintunya. Kalau melalui udara (airborne) harusnya daerah barat yang dekat dengan Lombok kena duluan,” paparnya.
Junaidy meminta peternak tidak panik terkait wabah PMK. Meski penularannya cepat, tapi tingkat kematiannya rendah. Selain itu pengobatannya juga mudah. Obatnya tersedia. Begitu juga vaksinnya.
Karena jumlah vaksinnya terbatas, Junaidy menyatakan daerah terjangkit mendapat prioritas.
“Melalui Satgas PMK daerah yang diketuai Pak Sekda, sudah berkoordinasi dengan provinsi untuk dikirimi vaksin.”
Ia juga berharap para peternak menjaga kebersihan kandang, serta tidak melepas liarkan ternaknya. Hal itu untuk mencegah penularan PMK lebih luas. (IR)
Komentar