Diskoperindag KSB Pantau dan Laporkan Harga Kebutuhan Pokok Secara Berkala

KabarNTB, Sumbawa Barat – Tim dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Sumbawa Barat intens melaksanakan pemantuan harga harga sejumlah bahan kebutuhan pokok dan barang strategis lainnya di tiga pasar besar, yakni pasar Tana Mira Taliwang, Pasar Seteluk dan Pasar Maluk.

Data harga kebutuhan pokok hasil pemantauan ini dilaporkan secara berkala kepada Bupati Sumbawa Barat dan dilaporkan secara online ke Kementerian Perdagangan melalui laman https//bit.ly.waspengendalianinflasi.

“Tim kami yang menjadi bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah setiap pekan melakukan pemantauan harga di tiga pasar besar di Seteluk, Taliwang dan Maluk dan kondisi harga dilaporkan secara berkala juga ke Bupati maupun kementerian terkait. Sejauh ini, pasca kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pada September lalu, tidak terjadi lonjakan harga barang kebutuhan pokok,” ungkap Sekretaris Diskoperindag KSB, Rahadian S.Pd M.Si, Jum’at 25 Nopember 2022.

Tim dari Dinas Koperindag KSB saat melakukan pemantauan harga di salah satu pasar

Terkait inflasi, Rahadian menyebut pasca kenaikan harga BBM tingkat inflasi masih bisa terkendali dan tidak berpengaruh besar terhadap daya beli masyarakat. Apalagi di Sumbawa Barat sendiri tidak ada pedagang besar yang dominan menguasai pasar yang bisa mempermainkan stok dan suplai barang pada saat – saat tertentu yang bisa menimbulkan kelangkaan.

Sementara itu berdasarkan pantuan Tim di tiga pasar rakyat yakni pasar Seteluk, Pasar Tana Mira Taliwang dan Pasar Maluk, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok masih masih relatif stabil dan belum ada peningkatan signifikan. Komodity seperti beras, gula pasir, cabai, bawang merah, bawang putih, daging sapi dan daging ayam broiler  harganya tetap relatif stabil.

“Justeru harga bawang merah saat ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dan dibawah HET yang ditetapkan pemerintah sesuai Permendag Nomor : 27/M-DAG/PER/5/2017 tentang penetapan harga acuan pembelian di petani dan harga acuan penjualan ke konsumen sebesar Rp 32.000 per kg,” ungkapnya.

Penurunan harga bawang merah ini diperkirakan karena pasokan bawang merah yang dijual di seluruh wilayah KSB tidak sepenuhnya didatangkan dari luar daerah. 10 persen pasokan bawang merah saat ini sudah bisa dipenuhi oleh petani lokal KSB, sementara sisanya berasal dari Kabupaten Bima, Sumbawa dan Pulau Lombok.

Komoditi yang mengalami kenaikan harga meskipun tidak signifikan adalah cabe. Untuk cabe merah keriting dari Rp 28.333 per kg sebelumnya menjadi Rp 30.000 per kg di minggu ketiga november. Cabe merah besar tidak mengalami kenaikan harga, tetap di angka Rp 30.000 per kg. Sedangkan cabe rawit hijau naik sekitar 11 persen dari Rp 15.000 per kg sebelumnya menjadi Rp 16.667 per kg. Komoditi cabe yang dijual di KSB  dipasok dari Pulau Lombok.

Harga tomat juga naik sekitar 4,65 persen dari Rp 14.333 per kg sebelumnya menjadi Rp 15.000 per kg. Meski demikian kebutuhan tomat warga KSB tidak sepenuhnya dipasok dari luar (pulau lombok) tetapi sekitar 20 persen diantarnya sudah bisa dipenuhi oleh petani lokal.(EZ)

Komentar