KabarNTB, Sumbawa Barat – Peringatan Hari Lahir (Harlah) Kabupaten Sumbawa Barat ke 19 yang akan jatuh pada tanggal 20 Nopember mendatang berlangsung semarak. Selain berbagai kegiatan lomba yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, Panitia juga melaksanakan Festival Bulan Satangal di halaman depan Masjid Agung Darussalam, di Kompleks KTC, Taliwang sejak Sabtu malam lalu.
Selain menampilkan penampilan dari masing-masing dinas / instansi di lingkup Pemda dan seluruh Kecamatan yang dikemas dalam lomba seni tradisional dan Sholawat, para pengunjung festival juga bisa melihat dan berbelanja produk Usaha Menengah Kecil Mandiri (UMKM) yang dijual di stand-stand yang berdiri berjejer di arena festival.

Produk yang dijual juga beragam, seperti makanan tradisional, olahan makanan dan minuman, pernak-pernik hingga pakaian dan tenunan khas KSB.
“Ada 40 stand UMKM yang ikut ambil bagian dalam Festival Bulan Satangal. Ada juga puluhan UMKM lainnya yang buka lapak diluar stand disekitar lokasi. Pengunjung bisa menikmati produk aneka kuliner, pernak-pernik dan oleh-oleh khas KSB buatan lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan produk dari luar,” ujar Kabid UMKM, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) KSB, Boy Apriadi, Senin 14 Nopember 2022.
Di KSB sendiri saat ini tercatat sebanyak 7.321 UMKM yang terdata di Diskoperindag KSB. Dari jumlah tersebut mayoritas adalah UMKM yang bergerak dalam usaha produk turunan olahan makanan dan minuman. Boy mengakui sejauh ini pemasaran produk UMKM di KSB masih di dalam daerah.
“Produk olahan makanan dan minuman memang paling banyak pemasarannya di dalam daerah. Tetapi ada produk-produk tertentu seperti meubler dan produk karajinan dari olahan rotan yang sudah tembus pasar nasional, meskipun nilainya belum terlalu signifikan.” urainya.
Bidang UMKM Diskoperindag sendiri, sambungnya, saat ini sedang menggalakkan pengembangan UMKM yang bergerak di bidang pengolahan jagung. Potensi areal tanaman jagung di KSB yang cukup luas menurutnya menjadi salah satu alasan mengapa jagung produksi lokal KSB cukup potensial untuk dikembangkan pengolahan menjadi produk dengan nilai jual lebih tinggi.
“Selain jagung, juga produk olahan rumput laut yang saat ini sedang kita galakkan. Kita punya potensi rumput laut dengan kualitas terbaik di Labuhan Kertasari. Selama ini memang ada yang dikirim ke luar, tetapi dalam bentuk mentah dan bahan setengah jadi, sehingga nilai jualnya juga tidak tidak tinggi,”.
“Dengan pengolahan secara modern oleh UMKM menjadi produk dengan nilai jual lebih tinggi, kita berharap keberadaan produk rumput laut dan jagung ini bisa menjadi pendongrak perekonomian masyarakat, khususnya pelaku UMKM,” demikian Boy Apriyadi.(EZ)
Komentar