7 Kursi Merah di DPRD Sumbawa Barat

Sabtu siang, 12 Agustus 2023. semua pengurus dari Tingkat DPC ( kabupaten /kota), pengurus PAC (kecamatan), pengurus ranting (desa) hingga anak ranting (dusun dan lingkungan) hadir di halaman kantor DPC Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) Sumbawa Barat (KSB) di Kelurahan Telaga Bertong, Taliwang.

Sekretaris DPD PDIP NTB, Lalu Budi Suryata dan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD PDIP NTB, HW Musyafirin juga hadir bersama ketua DPC, dan para Bacaleg yang akan diusung partai Moncong Putih di Pemilu mendatang. Mereka menghadiri rapat konsolidasi pemenangan pemilu 2024. Pemenangan dimaksud, tidak hanya untuk Pemilu legislatif, tetapi juga pemilu Presiden.

Sekretaris DPD PDIP NTB yang juga Bacaleg DRPRI Dapil NTB 1 (Pulau Sumbawa) Lalu Budi Suryata menyampaikan arahan di konsolidasi pemenangan pemilu DPC PDIP KSB

Untuk Pilpres, PDIP telah menginstruksikan seluruh pengurus partai, kader dan simpatisan untuk total bergerak memenangkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Tidak boleh ada yang mbalelo, semua harus tegak lurus. Suara untuk pemilu legislative harus sama dengan suara untuk calon presiden yang diusung partai. Kalau perolehan suara Legislatif 50 persen, maka perolehan suara untuk Pilpres juga harus 50 persen. Kalau tidak sama, berarti para pengurus dan caleg tak bisa bekerja dan mengambil hati pemilih.

“Sanksinya, Caleg terpilih untuk DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota yang perolehan suara di daerahnya tidak tegak lurus, tidak akan dilantik. Ini telah disampaikan ketua DPD Rachmat Hidayat dalam rapat konsolidasi di Mataram 8 Agustus lalu,” tegas Ketua Bapilu PDIP NTB, HW Musyafirin dihadapan para pengurus dan bacaleg yang hadir.

Itu target pertama. Kedua untuk Pemilu legislatif. PDIP NTB memasang target seluruh Daerah Pemilihan (Dapil) di setiap daerah mulai dari kabupaten/kota, provinsi maupun DPRRI harus terisi. Minimal satu kursi untuk setiap Dapil. Lebih dari satu kursi akan lebih baik. Target yang cukup berat bagi beberapa kepengurusan tingkat kabupaten /kota di NTB, khususnya Pulau Sumbawa. Tapi DPC Sumbawa Barat tidak gentar. Target yang dipasang bukan hanya satu kursi per Dapil, karena itu sudah dilampaui di Pemilu 2019 lalu.

“Kami sudah melakukan pemetaan politik di wilayah masing-masing. Kami sudah mengumpulkan seluruh bakal caleg untuk menyatukan barisan guna mencapai target seperti yang kita sampaikan ke DPP bahwa di KSB kita targetkan 7 kursi DPRD di Pemilu 2024,” ungkap Ketua DPC Sumbawa Barat, Kaharuddin Umar.

Tujuh kursi itu terdiri dari 3 dari 10 kursi di Dapil 1 (Taliwang), 3 dari 9 kursi di Dapil 2 (Poto Tano, Seteluk, Brang Rea dan Brang Ene) serta 1 dari 6 kursi di Dapil 3 (Maluk, Jereweh, Sekongkang). Bagi partai lain, target 7 kursi dari total 25 kursi DPRD KSB yang ditetapkan DPC PDIP mungkin dianggap terlalu muluk. Tetapi sejarah telah membuktikan, PDIP KSB tidak hanya bisa memasang target, namun juga merealisasikannya. Fakta itu yang membuat Sekretaris DPD PDIP NTB, Lalu Budi Suryata, optimis DPC PDIP KSB bisa mencapai  target tersebut. DPC PDIP KSB, menurut dia, punya rekam jejak perjuangan yang mumpuni dalam merealisasikan target. Kolaborasi Kader PDIP sebagai Kepala Daerah dan Ketua DPRD telah menjadikan daerah ini sebagai percontohan bagi daerah lain. Karena itu DPC PDIP KSB ditetapkan DPP sebagai DPC Pelopor di NTB dan Nusa Tenggara.

Dari capaian 2 kursi DPRD pada pemilu 2014, kemudian sukses didongkrak lebih dari 50 persen menjadi 5 kursi di Pemilu 2019, adalah fakta sejarah yang menjadi bukti konsistensi para kader dan pengurus PDIP KSB dalam berjuang mencapai target. Coat tail effect (efek ekor jas) dari keputusan mengusung HW Musyafirin sebagai Calon Bupati di Pilkada 2015, menjadi salah satu penentu keberhasilan PDIP KSB waktu itu.

HW Musyafirin sendiri sebelum berkiprah di  PDIP, sebenarnya tidak punya rekam jejak sebagai politisi. Ia adalah birokrat murni, dengan karier yang cukup moncer. Terakhir sebelum terpilih menjadi Bupati di Pilkada 2015, Ia menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda). Lima tahun pertama menjabat bupati, Ia sukses dan berprestasi dalam memimpin KSB. Karena itu ketika mencalonkan diri kembali untuk periode kedua di Pilkada 2019, ia tidak punya lawan tanding, alias melawan kotak kosong dengan kemenangan diatas 70 persen suara.

Ketua Bapilu DPD PDIP NTB, HW Musyafirin menekankan pentingnya kerja ikhlas dan loyalitas para kader dan pengurus untuk pemenangan Pemilu di Rapat Konsolidasi DPC PDIP KSB

“Pak Bupati telah memberikan contoh kepada kita semua bagaimana mengelola organisasi, bahkan pemerintahan secara teratur dan terukur sehingga tujuan bisa dicapai. Ini sesuai dengan pesan Bung Karno, bahwa berorganisasi jangan ngawur, tetapi harus teratur dan terukur, agar goal dari program yang kita tetapkan jelas,” pesan Lalu Budi kepada para kader dan pengurus.

Lalu Budi juga optimis PDIP akan kembali mencetak sejarah di 2024 dengan hatrik memenangkan Pemilu tiga kali berturut. Kuncinya semua mesin partai bekerja keras, ikhlas dan loyal tegak luruh terhadap kebijakan partai.

“Partai ini memiliki semua potensi untuk memenangkan itu. Pertama, partai kita solid dan paling kondusif dari grass root sampai ke pusat, tanpa masalah internal ataupun persoalan eksternal. Disamping itu, hasil survey dari semua lembaga survey PDIP selalu unggul/ Termasuk kader terbaik partai kita, Ganjar Pranowo-pun walau belum dicalonkan, dia yang tertinggi. Karena perilaku politik yang harum. Bunga tidak perlu mengatakan dirinya bunga, semua tau kalau itu bunga karena harumnya,” urai politisi yang menjadi utusan PDIP sebagai Bacaleg DPRRI di Dapil NTB 1 (Pulau Sumbawa) itu.

Lepas dari optimisme Lalu Budi, merebut 7 dari 25 kursi DPRD Sumbawa Barat memang bukan perkara mudah. Disamping persaingan ketat dari parpol lain, sikap pragmatisme pemilih juga menjadi tatangan berat yang mesti dihadapi oleh para kader, pengurus dan Bacaleg.

HW Musyafirin  mengakui strategi yang paling sulit adalah untuk pemilihan DPRD kabupaten. Karena tidak selamanya pemilih memilih berbasis partai politik. Tetapi lebih banyak karena faktor kekeluargaan, pertemanan, bertetangga dan lain-lain. Namun jika para Bacaleg, pengurus partai, kader dan simpatisan mampu menjelaskan ke pemilih bahwa PDIP satu-satunya partai politik berideologi nasionalis, maka pekerjaan tersebut akan lebih mudah. Ia menyebut ada 10 daerah di Indonesia yang persentase kemenangannya diatas 50 persen, sementara 193 daerah lainnya diatas 20 persen. Bahkan ada ada daerah dengan 35 orang anggota DPRD, 30 diantaranya adalah kader PDIP. Ia kemudian mencari tahu apa trik yang digunakan sehingga bisa meraih suara sangat signifikan tersebut.

“Jawabannya, ternyata mereka sudah mampu menanamkan ideologi nasionalisme kepada pemilih, disamping juga sebagai Caleg harus turun. Jadi tidak ada yang mustahil. Target kemenangan diatas 20 persen bisa kita capai ketika seluruh kader, pengurus dan simpatisan bekerja ikhlas, selalu turun ke masyarakat dan ikut ambil bagian dari semua kegiatan sosial kemasyarakatan, Insya Allah hasil terbaik akan kita capai,” tandasnya.(Hairil Zakariah)

Komentar