KabarNTB, Sumbawa – Caleg muda dari PDI Perjuangan, AMillan Hatta mengajak pemilih milineal menjadi pemilih cerdas pada Pemilu 2024 mendatang.
KPU RI merilis ada 68,8 juta pemilih millenial yang akan mendominasi di Pemilu 2024. Millenial adalah kelompok usia yang bisa dikatakan melek informasi. Karena itu ia memiliki tanggung jawab sosial besar dalam menjamin kualitas demokrasi 2024.
Menurut Milan, untuk menjadi pemilih cerdas ada tiga indikator dasar yang harus dipahami oleh milineal, pertama mengerti kebutuhan diri sendiri. Kedua, mengerti alur kerja lembaga negara, khususnya eksekutif dan legislatif dalam mewadahi kebutuhan tersebut. Dan yang terpenting mengenal gagasan dan track record seseorang yang mengajukan diri sebagai wakil rakyat.
“Dari tiga indikator ini, point terakhir adalah yang paling krusial dan wajib diaplikasikan. Aspek ini menentukan kualitas kinerja ke depan seseorang yang kita pilih. Calon incumbent dapat diukur dengan napak tilas kinerjanya. Calon baru diukur dari gagasan yang di bawa beserta kiprah sebelumnya,” tandas caleg PDIP untuk DPRD NTB daerah pemilihan (dapil) V, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat ini.
“Memahami kapasitas calon wakil rakyat adalah persoalan yang penting. Inilah ciri khusus bagi pemilih cerdas. Ia adalah pemilih yang lahir melalui pertimbangan yang matang berdasar pada asas kejujuran dalam nuraninya,” sambung Milan.
Masih kata pria lulusan FISIP Universitas Samawa berusia 41 tahun ini, wakil rakyat yang melayani rakyat merupakan bagian dari pekerjaan. Tapi calon wakil rakyat yang telah berkontribusi sebelum menduduki kursi jabatan wakil rakyat disebut sebagai pengabdi. “Dalam hal ini, saya memposisikan diri sebagai calon keterwakilan millenial di Pileg Provinsi NTB 2024 dengan motivasi pengabdi,” terangnya.
Tentang Milan
Dipartai pimpinan Megawati Soekarnoputri, Milan menjabat Kepala Seketariat Badan Penelitian Pusat PDI Perjuangan. Ia juga Tenaga Ahli Anggota DPR Fraksi PDIP di Senayan. Ia banyak berbicara tentang isu kebudayaan melalui Lembaga Analisis Kajian Kebudayaan Daerah (Linkkar). Belum lama ini menginisiasi pembuatan Film Dokumenter Drama Barempuk di Desa Kakiang. Dan Film Budaya Ponan di Desa Poto. Kedua film tersebut diproduksi dan dibintangi oleh anak-anak muda.
Disosial kemasyarakatan, penggemar sepakbola ini bergerak dalam penanganan stunting dan masyarakat difabel, serta pengadaan alat pertanian dan mengupayakan pembangunan fisik di lingkungan masyarakat.(IR)
Komentar