Nama Bupati KSB Mencuat sebagai Calon Gubernur NTB di Rakorda PDIP

Doktor Naen : Haji Firin Punya Kompetensi

KabarNTB, Mataram – Sosok Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Dr HW Musyafirin mencuat sebagai salah satu kandidat kuat calon Gubernur di Pilkada NTB 2024 mendatang.

Nama HW.Musyafirin muncul sebagai calon Gubermur di sesi terakhir Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) yang dihadiri Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Ahad akhir pekan lalu di Mataram.

Kemunculan nama orang nomor satu di Bumi Pariri Lema Bariri bermula di arena Rakorda yang dihadiri sekitar tiga ribuan kader PDIP se Provinsi NTB. Kemunculan nama politisi yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP NTB ini mendapat aplaus meriah dsri ribuan kader PDIP yang hadir.

Sekjen DPP PDIP Hasyto Kristiyanto bersama Ketua DPD PDIP NTB H Rachmat Hidayat dan Ketua Bapilu PDIP NTB HW Musyafirin berfoto bersama ribuan kader di kegiatan Rakorda PDIP NTB, Ahad 05/11

Menjawab hal tersebut, HW Musyafirin menegaskan, kemunculan namanya di arena Rakorda merupakan sikap spontanitas dari ribuan kader banteng merah. Pria yang akrab disapa Haji Firin ini menegaskan, sebagai kader PDIP saat ini masih fokus menyelesaikan dua agenda penting partai.

Pertama memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai presiden dan wakil presiden, kedua memenangkan PDIP pada Pileg untuk ketiga kali secara beruntun.

‘’Saya tegak lurus dengan perintah Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati Soekarno Putri. Termasuk penegasan yang disampaikan Sekjen DPP PDIP saat membuka Rakorda dan perintah Ketua DPD, H. Rachmat Hidayat. Kiita fokus memenangkan Pilpres dan Pileg 2024,’’ katanya.

Sebagai kader partai, apa yang sudah diputuskan Ketua Umum DPP PDIP untuk Pileg dan Pilres menjadi skala prioritas yang harus dilaksanakan.

Dr. Zulkarnain. Dosen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Jogjakarta (UNJ)

‘’Saya sebagai ketua Bappilu NTB punya tugas memenangkan Pilpres dan Pileg di 10 kabupaten/kota se NTB. Semua kursi DPR mulai dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota harus terisi dan ditingkatkan,’’ tegasnya..

Dorongan agar Bupati KSB ini maju sebagai calon Gubernur NTB pada Pilkada 2024 nanti juga datang dari akademisi asal KSB, Dr. Zulkarnain. Dosen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Jogjakarta (UNJ) ini menilai, sosok Haji Firin layak dan pantas menjadi Gubernur NTB.

‘’Sosok Bupati KSB layak memimpin NTB. Dua periode memimpin KSB adalah gambaran lengkap bagaimana keberhasilan Haji Firin,’’ paparnya.

Akademisi yang akrab disapa Doktor Naen ini menegaskan, kelayakan Bupati KSB maju dalam Pilgub NTB selain karena kiprah sebagai politisi sekaligus Ketua Bappilu sebuah partai besar. Dorongan ini muncul dikarenakan sosok Haji Firin punya prestasi luar biasa selama dua periode membangun KSB baik nasional hingga dunia internasional.

‘’Selain sebagai politisi, bupati KSB ini punya rekam jejak atas keberhasilannya membangun KSB. Ini sudah diakui dunia internasional, menjadi salah satu delegasi perwakilan Indonesia di KTT OGP Summit di Estonia dengan konsep pemerintahan terbuka dan transparan itu pencapain luar biasa,’’ paparnya lagi.

Doktor Naen menegaskan, selain berhasil membangun KSB, sosok bupati KSB ini juga dikenal mampu menyelesaikan semua persoalan yang ada di KSB. KSB sebagai miniatur mini Indonesia yang masyarakatnya berasal dari berbagai etnis di Indonesia mampu dipimpin dengan baik.

‘’KSB ini juluki miniatur mininya Indonesia. Membangun KSB itu tidak mudah, karena latar belakang masyarakatnya berbeda. Tapi ini mampu dilaksanakan dan sudah dirasakan langsung oleh seluruh rakyat KSB,’’ ingatnya.

Bupati KSB adalah pemimpin yang terbuka dan tidak anti kritik. Doktor Naen mencontohkan, saat berbagai isu dan hingga aksi-aksi demo berskala nasional dari berbagai pihak terhadap berbagai isu yang ada di Sumbawa Barat ditanggapi dengan kepala dingin.

‘’Dari pengamatan saya, tidak sedikit isu-isu yang disuarakan itu kemudian mengaitkan ke pribadi bupati. Apakah pak bupati bereaksi? Semuanya ditanggapi dengan kepala dingin,’’ urainya.

Doktor Naen mengaku tak segan-segan mengkritisi berbagai kebijakan yang dikeluarkan bupati Sumbawa Barat. Misalnya di bidang pendidikan hingga dinamika yang terjadi seputar persoalan pertambangan di Sumbawa Barat. Kritikan itu direspons dan ditanggapi dengan baik. ‘

’Kita diminta memberikan masukan dan solusi yang perlu dilakukan seperti apa. Artinya, pak bupati tidak anti kritik, tapi kalau ada saran sampaikan dan itu pasti dijalankan,’’ tukasnya.

Bukti lain jika bupati KSB ini tak alergi dan anti kritik ditunjukkannya saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia yang digelar di Mataram beberapa waktu lalu. Bupati KSB menjadi satu-satunya kepala daerah yang bersedia menjadi nara sumber dalam seminar nasional tersebut.

‘’Menghadapi mahasiswa, apalagi BEM se Indonesia dengan sikap kritisnya ini tidak semua orang bisa. Butuh keberanian, sebab tak semua orang mau dikritik, tapi bupati hadir bahkan mendukung penuh gerakan mahasiswa,’’ tegasnya.

Saat seminar berlangsung bupati bahkan menawarkan konsep baru tentang rejuvenasi gerakan mahasiswa Indonesia yang iklusif dan adaptif untuk Indonesia yang adil dan makmur.

‘’Di sesi pembuka, bupati jelas mengatakan tidak anti kritik, mendukung gerakan mahasiswa. Pak bupati bahkan menawarkan konsep baru, bagaimana aksi mahasiswa kedepannya efektif dalam mencapai hasil maksimal,’’ paparnya lagi.

Terbaru, akademisi asal Brang Ene ini, Bupati Sumbawa Barat baru-baru ini diapresiasi Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri atas kinerjanya mengendalikan inflasi daerah. Sementara inflasi sendiri merupakan persoalan fundamental yang saat ini sedang dihadapi negara dan dunia internasional.

‘’Satu-satunya bupati di NTB dan termasuk dari 34 kepala daerah se Indonesia berhasil mengendalikan inflasi. Ini membuktikan, jika apa yang dilakukan Bupati KSB selama ini sudah sangat baik,’’ tukasnya.

Dari sisi pengalamannya dalam dunia birokrasi juga tak diragukan. HW Musyafirin pernah memegang sejumlah jabatan strategis, mulai dari Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pendapatan hingga Sekretaris Daerah (Sekda) sebelum terpilih sebagai bupati KSB dua periode.

‘’Pengalamannya sangat lengkap. Mulai dari bagaimana mengelola APBD, mencari sumber keuangan untuk membiayai pembangunan di daerah, menempatkan dan menunjuk birokrat-birokrat terbaik untuk memimpin SKPD dan terakhir bagaimana menjalankan program pembangunan semuanya sudah terbukti,’’ tutupnya.(DIT)

Komentar