Pulau Moyo Terancam Kritis, Hutan Semakin Menggundul

Sumbawa, KabarNTB – Pulau Moyo yang merupakan asset Pariwisata Kabupaten Sumbawa yang luar biasa dengan keindahan alam baik darat dan hutannya, terancam kehilangan pesona jika tidak segera diantisipasi, dari keegoisan dan ketamakan manusia yang tidak memperdulikan keberlanjutan ekosistem hutan.

Hari demi hari hutan Pulau Moyo dikabarkan makin menggundul, perambahan hutan dalam kawasan Pulau yang pernah dikunjungi pesohor dunia seperti Maria Sarapova, Edwin Van Der Saar, David Beckham serta mendiang Lady Diana ini seakan tak bisa dibendung lagi.

Menyikapi persoalan tersebut, Kepala KSDA Kabupaten Sumbawa, Arap., SP mengatakan, berdasarkan data pihaknya, per oktober 2015 ini kerusakan hutan mencapai 1000 hektar dari total luas Pulau Moyo 30.000 hektar.

Kerusakan tersebut diakibatkan oleh oknum masyarakat.Kepala KSDA mengaku, telah berupaya maksimal dengan melakukan pendekatan dengan masyarakat dan melakukan sosialisasi dampak maupun akibat dari perambahan tersebut.

“Belum lama ini Tim Sosialisasi Terpadu pun yang terdiri dari unsur Kepolisian, Kejaksaan,Dandim dan pemerintah daera telah turun lapangan, akan tetapi hal itu tidak di gubris sama sekali,” terangnya.

Ia menambahkan, dalam minggu ini saja masyarakat Sebotok, Lepaloang dan sekitarnya sedang melakukan pembersihan lahan dan sekaligus melakukan perambahan kawasan dengan mengunakan sensow hingga berakhir musim penghujan.

Dengan adanya permasalahan tersebut, maka pihaknya akan berkoordinasi lagi dengan tim Terpadu untuk membahas penegakan hukum (Yustisi) di Pulau Moyo.

Pihaknya juga akan melakukan ekpose data ke Dirjen Gakum untuk penyelesaian masalah ini. terkait kapan akan dilakukan penindakan? Dirinya belum bisa memastikannya, mengingat dalam waktu dekat pemerintah daerah sedang sibuk menghadapi agenda penting yakni Pilkada, dengan personel yang terbatas yakni 7 orang.

Di samping itu, pihaknya tetap melakukan monitoring dan pengumpulan data, dan hingga saat ini pihaknya telah menerima data oknum masyarakat yang melakukan perambahan hutan serta aktor intelektual yang bermain dalam permasalahan ini.

Mengingat kebanyakan yang melakukan perambahan hutan di wilayah Pulau Moyo bukan untuk dijadikan area bercocok tanam melainkan modusnya saja, pasalnya lokasi tersebut akan dijual kembali kepada investor.(K-K)

 

 

Komentar