Pernyataan Fud Syaifuddin, Dinilai Abdul Hakim Melecehkan

Sumbawa, KabarNTB – Pernyataan Calon Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST dalam orasi Kampanyenya, dinilai Dr. Abdul Hakim Penjabat Bupati Sumbawa Barat, melecehkan dirinya.Di samping itu, ia tidak menerimanya, baginya hal tersebut juga tidak boleh terjadi.

“Saya tidak menerima dan tidak boleh hal itu terjadi. Karena itu akan menjadi preseden bagi generasi yang akan datang. Itu menyinggung etnis dan suku tertentu. Dan kalau bapak dengar rekamannya tadi, ia mengatakan, ini KSB dan tidak boleh orang luar datang mengintervensi. Ini kan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Abdul Hakim, ketika ditemui usai memberikan kesaksikan dalam sidang kasus tipilu Pilkada Sumbawa Barat, Rabu (16/12/2015) di Pengadilan Negeri Sumbawa Besar.

Abdul Hakim menyampaikan bahwa secara pribadi dirinya juga merasa tersinggung karena seolah-seolah suku-suku yang ada tidak dihargai.

Menyinggung isi orasi kampanye Fud yang menuding dirinya tidak netral, Abdul Hakim balik bertanya bahwa dari sisi mana dirinya tidak bersikap netral dalam Pilkada Sumbawa Barat.

“Dia hanya melihat yang itu saja, coba dia melihat yang lain. Tim suksesnya juga datang ke rumah saya. Sebelum orasi tim suksesnya juga datang ke rumah,” ungkap Abdul Hakim.

Ia menambahkan, selain kedatangan tim sukses Fud, ia juga mengaku sempat diajak untuk berpihak ke pasangan F3 (Musyafirin dan Fud Syaifuddin).

“Ada ajakannya, dua minggu sebelumnya juga datang yang lain. Ngajak kan gak ada persoalan, yang penting di bilik suara sebagai hak masyarakat,” tambahnya.

Bahkan ia memaparkan semua tim sukses dan pasangan calon lain juga mendatangi dirinya. Sebagai penjabat Bupati, mana mungkin dirinya mengusir tamu. Jangan itu pasangan calon atau timnya, seorang petani pun mendatangi dirinya hingga jam 11 malam.

Malah sempat juga diminta tim sukses salah satu pasangan calon untuk menandatangani pernyataan bahwa dirinya tidak netral.

Padahal semua tim sukses pasangan calon selalu mendatanginya. Berbeda halnya jika dirinya hanya menerima salah satu tim pemenangan pasangan calon yang menandakan dirinya tidak netral.

Tidak hanya itu, tim pemenangan tersebut meminta dirinya untuk mundur dalam waktu 3 kali 24 jam dalam jabatannya. Namun hal tersebut merupakan kewenangan atasanya di Pemprop NTB. Bahkan tim pemenangan atau tim sukses tersebut mengancam akan melobi pemerintah pusat untuk mengentikan dirinya dari jabatan sebagai Plt Bupati Sumbawa Barat.

Namun demikian, ia tetap mengajak masyarakat Sumbawa Barat berpikir positif terhadap apa yang disampaikan Fud Syaifuddin dalam orasi kampanyenya. Yang jelas dirinya merasa netral dan tidak benar jika dihakimi tidak netral dalam Pilkada Sumbawa Barat. (K-K)

Komentar