Sumbawa Barat, KabarNTB – Hanya butuh waktu satu tahun, kini Desa Mantar Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat menjadi salah satu daerah bukit yang menjadi tempat terjun Paralayang berskala International.Selama tahun 2015 Mantar menggelar berbagai event taraf nasional bahkan international.
Sejumlah atlit nasional bahkan dunia cabang olahraga Dirgantara tersebut, telah menjajaki terjun di Desa lokasi tempat shooting Film Serdadu Kumbang ini, dan umumnya para atlit mengakui jika terbang Paralayang di Mantar sangat menarik.
Pembina Mantar Paragliding West Sumbawa, Zaidul Bahri menjelaskan, persiapan yang dilakukan guna membangun Mantar sebagai lokasi Paralayang dan sekaligus memasyarakatkan olahraga Paralayang ini, yang pertama dilakukan yakni, menyiapkan Sumber Daya Manusia dan sosialisasi terhadap masyarakat setempat.
“ Pertama kami mengajak beberapa warga Mantar berkunjung ke Malang guna menyaksikan seperti apa olahraga paralayang dan efek bagi warga setempat,”katanya saat bincang dengan Media Kabar, Kamis(14/1).
Setelah melakukan kunjungan tersebut, warga merasa tercerahkan lalu pihaknya menurut Deden, sapaan akrab General Supervisor SR PT.Newmont Nusa Tenggara ini, melakukan pembangunan infrastruktur penunjang, didukung perusahaannya PT NNT.
“ Setelah Infrastruktur jadi, kami mengundang beberapa atlit Paralayang dan sosialisasi dikomunitas pecinta olahraga Paralayang termasuk actor Bucek Deep, “ungkapnya.
Setelah semua dirasakan siap, Club Mantar Paragliding pun menggelar event skala international di Mantar di Tahun 2015 lalu untuk pertama kali.
“ Dari event inilah kini Mantar sudah dikenal di dunia khususnya pecinta Paralayang, hampir setiap bulan baik atlit maupun pecinta Paralayang nasional dan dunia, berkunjung ke Mantar, ”tandas Deden lagi.
Di tahun 2016 mendatang, menurut Deden lagi Mantar masuk dalam agenda nasional, sebagai tuan rumah seri III penyelenggaraan Paralayang Trip of Indonesia (Troi) dari IV seri yang dijadwalkan, menurut rencana Troi seri III akan berlangsung September mendatang.
“ Ini tentu menjadi istimewa karena banyak daerah lain berharap bisa masuk dalam seri Troi, namun Mantar meski baru dibangun sudah langsung dilirik, berkat keistimewaannya,”tambah Deden.
Lepas dari itu semua, yang diharapkan kedepan dikatakan Deden, masyarakat bisa menjadikan Paralayang ini sebagai pintu masuk Pariwisata Mantar, sehingga mampu membangkitkan ekonomi masyarakat setempat.
“ Untuk saat ini sudah ada 4 orang yang sudah menjadi atrlit Paralayang yang berasal dari warga setempat, mereka dilengkapi peralatan parasut dan peralatan terbang lainnya, tentu kedepan akan bertambah dan ini tentu akan menjadi sumber penghasilan, seperti terjun tandem bagi setiap pengunjung wisatawan yang ingin terbang Paralayang,” demikian pungkas Zaidul Bahri.
Apa yang dilakukan Zaidul Bahri melalui Mantar Paragliding ini, tentu menjadi angin segar bagi kemajuan Pariwisata Sumbawa Barat kedepan, kini KSB punya salah satu obyek kunjungan wisatawan dunia, yang sudah jadi.
Pelan namun pasti, Mantar yang tadinya direncanakan sebagai Desa Budaya kinipun dikenal dipenjuru dunia sebagai daerah tujuan wisata olahraga Paralayang.(K-1)