Jejak Satria Bangun Perusahaan & Kiat Membantu Anak Muda

“ Lebih Baik Mati Daripada Hidup Berbau Bangkai ”

Demikian ungkapan bijak yang singkat namun syarat makna ini, terlontar dari mulut Muchsin Satria, MS pengusaha local Sumbawa Barat saat mengawali bincang dengan Media Kabar belum lama ini.

Ditengah ketatnya persaingan bisnis dan usaha, putra kelahiran Sampir Taliwang 5 Oktober 1957, selalu eksis dengan dunia yang digelutinya sebagai salah satu pengusaha local yang bergerak dibidang pengadaan dan konstruksi di proyek tambang Batu Hijau, Satria demikian akrabnya disapa mampu bersaing dengan perusahaan luar sekalipun, dengan bendera PT.Maluk Karya yang dimotorinya selama ini.

“ Dua kunci yang selalu kami pegang teguh yakni jujur dan memegang prinsip, jujur dari segi perbuatan dan prinsip yang tidak mudah digoyahkan,” ungkapnya berbagi kiat hidup agar terus eksis.

Mengawali hidup sebagai kontraktor yang terbilang cukup diperhitungkan saat ini, Satria awalnya bukan datang dengan modal besar, justru ia memulai dari nol.

Selepas melalang buana ke berbagai daerah ditanah air bahkan sempat merantau ke Malaysia, pecinta Motocros ini mengawali hidup di Maluk dengan penuh percaya diri meski tidak memiliki rumah tempat tinggal saat itu tahun 1998.

Hidup di Maluk bersaing dengan banyaknya tenaga kerja terampil yang datang dari berbagai daerah pada awal proyek Batu Hijau dimulai, tidak membuatnya putus asa, ia selalu percaya diri menciptakan peluang dan mencari kesempatan, bekal pengalaman yang dimiliki selama diperantaun ingin dibuktikan, selain itu bahwa tenaga kerja lokal sanggup bersaing dengan tenaga luar ingin ditunjukkan.

Tahun 2006 ketika datang sebuah tawaran kerja bagi masyarakat local setempat, Satria memilih bergabung dengan salah satu perusahaan yang tergolong kecil bila dibandingkan yang ada kala itu.Perusahaan awal kiprahnya di Maluk yakni PT Karya Badui Utama (KBU).Perusahaan ini boleh dibilang kecil, namun posisinya dipercaya sebagai Manager.

“ Sebenarnya saat ada kesempatan saat itu saya bisa masuk dan mengejar posisi bagus diperusahaan besar yang ada di batu Hijau, diantaranya PT. NNT, PT. Fluor Daniel, dan PT. FBB, kami tidak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan, saya lebih baik memilih perusahaan kecil darisitulah justru kami bisa keluarkan kemampuan dan pengalaman serta tantangan itu lahir,”ujarnya.

Benar saja, hanya satu tahun bekerja tepatnya tahun 2007 ia memilih pensiun, berbekal pengalaman di perusahaan tadi, ia pun mengatur strategi mendirikan perusahaan sendiri, usahanya pun persis sama dan melanjutkan apa yang dikerjakan perusahaan tersebut setelah hengkang di proyek Batu Hijau.

Seiring perjalanan waktu, Satria pun mulai menuai hasil dari kerja kerasnya selama ini, namun dibalik kesuksesannya ia pun tidak lantas lupa bahwa apa yang diperolehnya ada hak orang lain.

Menyadari akan hal tersebut, ia pun getol ditengah kehidupan social masyarakat setempat.Terutama bagi generasi muda, ia melalui bendera PT.Maluk Karya dikenal sangat intent dan terus melakukan berbagai upaya memajukan generasi muda, baik dibidang seni maupun olahraga, tak kurang dana belasan juta digelontorkan melalui perusahaannya.

“ Alhamdulillah kami juga memiliki beberapa anak yatim yang kami pelihara sejak usia belasan tahun dan kami pernah menikahkan mereka yang kurang mampu dari rejeki yang kami peroleh, ini semua kami lakukan karena pengalaman hidup pernah kami rasakan seperti apa kehidupan sulit, ”ungkapnya.

Dikenal sebagai sosok yang peduli generasi muda dilingkungan tempat tinggalnya, sudah ratusan anak didiknya yang diorbitkan.Salah satu yang menjadi kebanggaannya yakni didunia balap moto cros dan road race, dicabang olahraga bermotor ini anak didiknya sudah sampai ke balapan international di Malaysia.

Selain dunia olahraga motor, cabang olah raga seperti Volly Ball juga dibinanya, dari bendera Gatanga (gabungan Taruna Nganyang) wadah berhimpun yang dimotorinya, ia pun dipercayai sebagai Ketua KONI Maluk berkat kepeduliannya memajukan dunia olahraga.

Di bidang seni, tak kalah dengan kepedulian di dunia olahraga, Satria intens mengembangkan budaya Sakeco bagi generasi muda yang berasal dari Maluk dan Benete.

“ Harapan saya generasi kedepan harus berprilaku yang baik, dan mereka harus diajarkan banyak keterampilan sehingga memiliki kesempatan hidup yang baik kedepan, dan ini tentu menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama”katanya.

Dibagian akhir, Satria sungguh sangat berharap Pemerintahan Sumbawa Barat kedepan, dapat memperhatikan keterampilan generasi muda dengan menyediakan fasilitas, baik sarana olahraga, kesenian, dan keterampilan lainnya dan menyediakan tenaga pengajar yang ahli standar nasional bahkan internasional, sesuai bakat dan minat generasi muda.

“ Terakhir yang tak kalah penting kami berharap terutama PT.Newmont Nusa Tenggara agar menghilangkan aturan kerja 4-4, sehingga peredaran uang di Maluk khususnya dan KSB umumnya dapat berjalan maksimal, dan ekonomi rakyatpun akan tumbuh,” demikian harapnya.(K-I)

 

Komentar