Sumbawa, KabarNTB – Sat Lantas Polres Sumbawa, mulai 1 Maret hingga 21 Maret 2016 mendatang, akan melaksanakan Operasi Simpatik Gatarin 2016. Dalam operasi tersebut agak berbeda dengan operasi serupa tahun lalu.
“Operasi simpatik tahun ini lebih mengoptimalkan kawasan tertib lalu lintas di seluruh wilayah yang menjadi percontohan,” kata Kasat Lantas Polres Sumbawa, AKP Edy Sudarma Korniawan, S.Kom., ditemui di ruang kerjanya, Selasa (01/03/2016).
Menurut AKP Edy, kawasan tertib lalu lintas (KTL) percontohan dimaksud yakni tertibnya masyarakat dalam berkendara di suatu Kabupaten atau Kota yang memiliki KTL. Untuk NTB, semua Kabupaten/Kota mempunyai KTL.
Untuk Kabupaten Sumbawa sambungnya, sudah ditetapkan sesuai SK Bupati tahun 1995 lalu, tapi masih berlaku. KTL dibentuk sebagai kawasan percontohan untuk tertib berlalu lintas. Jika masyarakat sudah tertib di kawasan tersebut maka nantinya akan dicabut. Seandainya kawasan tersebut sudah tertib maka SK tersebut akan dicabut dan diganti.
“Dari Forum Komunikasi Lalu Lintas nanti akan mengajukan suatu kawasan yang baru dan dikuatkan dengan SK Bupati,” ujar AKP Edy.
KTL lanjutnya, tidak monoton dalam perjalanannya sesuai arahan dari Kakoorlantas. Karena semua wilayah punya KTL tapi tidak maksimal. Kriterianya, masyarakat sudah tertib berlalu lintas dengan mengenakan helm dan mentaati tata tertib yang berlaku.
Namun di KTL tersebut sambungnya, kadang pengendara mengenakan helm tapi tidak mentaati rambu-rambu. Makanya harus dioptimalkan keberadannya dalam operasi simpatik kali ini. Kalau di operasi simpatik tahun sebelumnya menekankan pada cipta kondisinya. Menarik perhatian masyarakat agar cinta kepada Polisi dan tidak perlu menindak kesalahan hanya melalui teguran.
“Untuk operasi simpatik tahun ini tetap melaksanakan penegakan hukum. Karena ingin menertibkan kawasan KTL. Bukan berarti ini operasi simpatik dan tidak boleh menindak dan hanya memberikan teguran, tapi sekarang tidak seperti itu, tetap melakukan penilangan,” tegas Kasat Lantas.
AKP Edy Sudarma memaparkan, khusus KTL yang menjadi titik tekan operasi simpatik dimulai dari simpang Lawang Gali hingga ruas jalan Hasanuddin Sumbawa Besar. Cuma, masih ada masyarakat yang kurang tahu mengenai KTL. Makanya Satlantas Polres Sumbawa akan mengoptimalkannya melalui Operasi Simpatik Gatarin 2016.
Ia berharap agar tahun ini dapat mengoptimalkan keberadaan KTL. Jika sudah tertib, maka pihaknya akan mengajukan KTL yang baru.
“Ini sudah lama sekali KTLnya. Kalau dari tahun 1995 belum diubah berarti selama ini belum tertib. Juga perlu komunikasi intensif sesama Forum Koordinasi Lalu Lintas. Karena ini bukan hanya proyek Polri, tapi Pemda juga ikut bertanggung, Dinas Perhubungan juga bertanggung jawab,” tandasnya.
Alasan menyebut adanya keterlibatan Dinas Perhubungan, pasalnya Dinas tersebut ungkap Kasat Lantas, ikut bertanggung jawab dalam hal pemasangan rambu-rambu lalu lintas.
Di mata Kasat Lantas, perilaku pengendara di Sumbawa sebenarnya sudah tertib hanya saja kurang mengerti dengan ketentuan yang ada.
Dalam operasi simpatik ini kata Kasat Lantas, tolak ukur keberhasilan ketika masyarakat pengendara sudah mengenakan helm depan belakang, mengenai rambu-rambu parkir dan sebagainya akan menyesuaikan sesuai situasi di lapangan.
“Misalnya ada yang parkir di tikungan yang sebenarnya tidak boleh tapi ada rambu parkir, ya mau bagaimana lagi. Tolak ukurnya simple saja, kalau masyarakat sudah mengerti ketentuan berlalu lintas, saya rasa itu sudah tertib,” ujarnya.
Mengenai kelengkapan tehnis kendaraan, Kasat Lantas mengimbau supaya masyarakat pengendara melengkapi diri dengan surat-surat kendaraan dan sabuk pengaman. Kalau ada yang tidak membawa STNK akan diberikan teguran saja, tapi akan menilang di KTL bagi masyarakat yang tidak mengenakan helm.
Atau mereka yang salah menempatkan posisi parkir kendaraan. Jika hari pertama dan kedua salah tempat parkir maka akan diimbau, hari ketiga masih melakukan pelanggaran maka akan ditindak. Begitu pula dengan mereka yang tidak mengenakan helm akan ditindak dengan penilangan.(K-K)