Tingkatkan Ketahanan Pangan TNI Kawal Serapan Gabah Petani

Sumbawa, KabarNTB – TNI AD Melalui Kodim 1607 Sumbawa menggelar Rapat Koordinasi Serapan Gabah Petani, Selasa (12/04/2016), di Makodim setempat. Rapat tersebut digelar dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan guna swasembada pangan tahun 2016.

Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Bupati Sumbawa—Mahmud Abdullah, Wakil Ketua DPRD Sumbawa—Dr. Arahman Alamudy, Kepala Sub Divre Bulog—Muhammad Syaukani, serta Kajari Sumbawa—Paryono, SH,.MH., dan Komandan Kodim 1607 Sumbawa, Letkol Inf. Agus Supriyanto, bertindak sebagai tuan rumah.

Sedangkan para peserta rapat berasal dari sejumlah pengusaha penjual jual beli gabah dari petani se Kabupaten Sumbawa dan leading sector terkait lainnya, seperti Dinas Pertanian, BPS, Diskoperindag, dan lain sebagainya.

Wakil Bupati Sumbawa—Mahmud Abdullah, ditemui usai kegiatan tersebut menyatakan, bahwa pihaknya mendukung upaya ketahanan pangan yang diinisiasi oleh Kodim 1607 tersebut.  Karena waktunya sangat tepat menjelang puncak musim panen.

“Tidak seperti tahun kemarin, terlambat operasinya Bulog sudah mau berakhir panen. Orang sudah banyak masuk membeli dan harga sudah tinggi. Sementara Bulog tetap berpatokan kepada HPP,” kata Wabup.

Ia menambahkan, Pemda siap mengawal dan mengamankan kebutuhan penguatan Bulog sebanyak 54.000 ton sebagai bentuk penguatan stok nasional.

Dandim 1607 Sumbawa, Letkol Inf. Agus Supriyanto, mengatakan, koordinasi tersebut digelar dalam rangka menyatukan pemahaman dan sepakat untuk mengamankan penyerapan gabah setara beras sebanyak 54.000 ton.

Karena target NTB kata Dandim sebanyak 500.000 ton gabah. Sementara itu, Sumbawa kebagian 54.000 ton setara beras. Kalau 500.000 ton gabah maka setara dengan 211.000 ton beras.

“Kita semua sepakat mendukung program pemerintah untuk penyerapan 54.0000 ton. Kalau mereka sepakat saya yakin target itu dapat terpenuhi. Saya optimis terpenuhi karena ini dilakukan lebih awal. Kalau tahun lalu dilakukan di musim tanam ketiga dan cukup berat,” ujar Dandim.

Sehingga sekarang tidak ada istilah tidak tercapai karena sudah dimulai pada musim tanam pertama dan musim panen pertama. Makanya dari awal dikoordinasikan untuk menyerap gabah sebanyak 54.000 ton.

Target tahun lalu, sambung Dandim masih kurang dari 25.000 ton dan belum memenuhi target.

“Kenapa bisa begitu tanyakan ke Bulog,” ujarnya.

Tapi tegas Dandim tidak ada istilah tidak berhasil dan Bulog sudah sepakat untuk turun bersama ke lapangan dan Bulog langsung menyerap.

Kepala Sub Divre Bulog Sumbawa, Muhammad Syaukani, mengatakan, tahun 2016 ini koordinasi antar pihak lebih awal dilakukan. Diharapkan dengan koordinasi ini persiapan dan penyerapan gabah lebih maksimal. Kalau 2015 dilakukan sekitar bulan September.

Sebenarnya kata Syaukani, target tahun lalu bukan tidak tapi target awal 35.000 dan bisa direalisasi 36.000 ton.

Untuk tahun ini, Bulog optimis karena pengadaan lebih awal. Di Januari saja sudah bisa melakukan penyerapan gabah dan beras, itu buktinya sebagai sinyal positif bagi Bulog.

“Akhir April ini kita anggap sebagai puncak panen, beberapa wilayah sudah ada penyerapan seperti di Sumbawa Barat ada sebagian dan di Sumbawa juga demikian. Wilayah Sumbawa yang baru panen di Alas, Alas Barat, Utan dan Rhee. Untuk wilayah Moyo Hulu, Moyo Hilir dan Moyo Utara mungkin bulan depan sudah mulai. Tapi panen raya akhir April dan awal Mei,” terang Syaukani.

Menurutnya, masih ada waktu untuk menyiapkan diri. Mengenai dana, Bulog menyediakan dana tidak terbatas, berapapun dana yang dibutuhkan tersedia. Karena 54.000 ton setara beras dikalikan Rp 7300 maka dana tersebut begitu banyak.

“Dana tidak terbatas, berapa pun dana kita akan keluarkan. Karena secara nasional 4 juta ton, kalau di tempat lain tidak bisa maka bisa dialihkan,” terangnya.

Penyerapan gabah beras sambung Syaukani,  seuai Impres nomor 5 tahun 2015. Gabah Kering Giling (GKG) kadar air 14 dan beras brokennya maksimal 20 persen dan meninya minimal 2 persen, itulah yang diambil dengan harga Rp 7300.

Ia menyebutkan jika semua pihak bekerjasama dan berdoa maka Sumbawa dapat memenuhi cadangan beras nasional sehingga dapat melakukan movnas (Moving Nasional) ke NTT dan Lombok.

“Mudah-mudahan tahun ini kita bisa maksimal lagi sehingga bisa mengisi ke Propinsi lain yang membutuhkan,” tambahnya.

Mengenai kriteria beras yang diterima Bulog, menurut Syaukani se Indonesia kriterianya sama. Pihaknya menjamin penyerapan gabah akan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena jika beras yang diserap tidak sesuai ketentuan maka akan berdampak bagi penerima beras raskin.

“Semua harus sama kriterianya. Saya sudah pernah di Bima, di Jambi dan sekarang di Sumbawa, kalau tidak sama diprotes kita nanti. Ketentuannya ada dan SOP nya ada,” tutup Syaukani.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumbawa, Ir. Talifuddin, mengungkapkan potensi produksi padi di Sumbawa sebanyak 546.252 gabah kering giling (GKG). Beras sebanyak 327.751 ton, kebutuhan masyarakat Sumbawa sebanyak 109.259 ton, sisanya sebanyak 218.501 ton. untuk penguatan bulog hanya sebanyak 54.000 ton dan sisanya masih ada 164.501 ton beras.

Sisa tersebut nantinya akan digunakan untuk program moving nasional ke Kabupaten atau Propinsi lain.(K-K)

Komentar