Jakarta, KabarNTB – Selain kasus bule biang onar yang ditembak di Bali, ada satu nama lagi yang jadi perhatian. Dia Yuyun, seorang remaja 14 tahun asal Bengkulu yang menjadi korban pemerkosaan. Yang menyedihkan, pelakunya berjumlah 14 orang dan rata-rata masih di bawah umur !
Kasus Yuyun diangkat agar mendapat perhatian pemerintah. Masalahnya, kasus ini sungguh brutal dan di luar nalar. Setelah diperkosa secara bergilir, dia dihajar habis-habisan sampai tewas. Lalu tubuhnya dilempar ke jurang sedalam 15 meter! Ini sejumlah fakta para pelaku pemerkosaan Yuyun yang bikin hati miris.
Berikut Berita dan Perihal Tentang Kasus Yuyun yang dikutip KabarNTB, dari berbagai Media Nasional..
1. Semua pelaku berusia di bawah 20 tahun.
2. Dua pelaku diantaranya kakak kelas Yuyun.
3. Sebelum melakukan pemerkosaan terhadap Yuyun, para pelaku berpesta tuak.
4. Ke-14 tersangka hobi nonton film porno secara rutin.
5. Tersangka menyekap, memperkosa Yuyun secara bergilir, memukuli korban, mengikat, dan membuang tubuhnya ke jurang.
6. Lima tersangka tercatat sebagai pelajar. Lainnya putus sekolah.
7. Ke-14 pelaku terancam hukuman 30 tahun penjara.
8. Para tersangka pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun dijerat pasal berlapis.
9. Pertama, Pasal 76 Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara.
10. Kedua dan ketiga, Pasal 338 KUHP tentang menghilangkan nyawa orang dengan ancaman 15 tahun penjara serta Pasal 536 KUHP tentang mabuk-mabukan di muka umum dengan ancaman 3 hari kurungan.
Sosok Yuyun Dimata Sang Guru
Aksi simpatik bagi Yuyun dalam #NyalaUntukYuyun terus meluas, terutama di dunia maya. Netizen mayoritas mengutuk perbuatan keji 14 ABG mabuk yang menewaskan siswi Kelas VIII SMP Negeri 5 Satu Atap, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu itu.
Akibat hal itu, satu pelajar mati sia-sia dan 14 lainnya tak bisa lagi mengejar cita-cita. Lalu siapakah Yuyun ? seperti dikutip dari Liputan6.com, Teguh Putrajaya, seorang guru yang merangkap staf tata usaha di sekolah Yuyun menggambarkan perempuan berusia 14 tahun itu sebagai sosok yang periang, sederhana dan senang bergaul.
Yuyun, kata Teguh, adalah anak kembar pasangan Yakin dan Yanna yang lahir di Musi Rawas, 18 Maret 2002. Kembaran Yuyun, Yayan, saat ini juga bersekolah di tempat yang sama.
“Yuyun itu murid yang cerdas, sejak kelas VII dia selalu mendapat ranking 1. Sayangnya, satu semester terakhir dia justru mendapat ranking 3, tetapi prestasi belajarnya tidak menurun,” ujar Teguh saat dihubungi lewat telepon di Padang Ulak Tanding, Selasa (3/5/2016).
Yuyun juga dikenal sebagai siswi yang pandai mengaji. Beberapa kali dia melantunkan ayat-ayat suci Alquran ketika ada warga yang meninggal dunia di Desa Kasie Kasubun, tempat ia tinggal. Kepribadiannya itu membuat Yuyun disegani teman sekolah dan disayangi masyarakat di desanya.
Sejak kepergian Yuyun, sekolah yang hanya memiliki murid berjumlah 30 orang itu terus dirundung duka. Pihak sekolah sempat menggelar yasinan yang melibatkan seluruh murid, dewan guru dan masyarakat sekitar pada Jumat pekan lalu yang dipimpin langsung kepala sekolah, Syarif, untuk mendoakan Yuyun.
Ancaman Pembunuhan
Teguh mengaku sangat terharu karena kasus kematian Yuyun saat ini sudah menjadi perbincangan khalayak ramai. Sebab meskipun kejadiannya di desa, ia menyatakan kasus itu patut dijadikan pelajaran karena para pelaku yang masih remaja bisa bertindak kejam.
“Trauma, rasa takut dan rasa kehilangan masih membayangi kami. Bahkan saya dan keluarga sempat diancam akan dibunuh oleh keluarga para pelaku,” ujar Teguh.
Ancaman itu disampaikan karena Teguh dituding sebagai pelapor kejadian tersebut. Keluarga para pemerkosa juga menganggap kesediaan Teguh menjadi saksi dianggap memberatkan anak-anak mereka. Untuk itu, Teguh dan keluarga meminta perlindungan polisi. Ia juga selalu membekali diri dengan senjata tajam saat hendak ke sekolah maupun ke tempat lain.
“Saya dan keluarga merasa terintimidasi. Terus terang saja kami sangat ketakutan. Kami baru mendengar ancaman itu dari warga yang memberitahu,” kata Teguh.
Ia menyatakan siap untuk mengungkapkan kebenaran kasus Yuyun harus menempuh risiko bertaruh nyawa. “Jika nyawa saya harus dikorbankan untuk mengungkap kebenaran ini, saya siap dan tidak akan menyesal,” ucap Teguh.
Ini Kronologi Pemerkosaan Yuyun
Koordinator Divisi Pelayanan Cahaya Perempuan Women’s Crisis Center (WCC) Bengkulu, Desi Wahyuni, menceritakan kasus yang menimpa Yuyun (14).
Pemerkosaan terhadap siswi kelas VIII SMP di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT), Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, ini bermula saat 14 tersangka pada Sabtu 2 April 2016, sekira pukul 11.31 WIB, berkumpul di rumah salah seorang tersangka berinisial DE dan meminum tuak.
Kemudian sekira pukul 12.31 WIB, dalam keadaan mabuk, ke-14 tersangka keluar dari rumah dan duduk di tepi jalan perkebunan karet di Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT).
(Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Pemerkosa Yuyun Dihukum Seberat-beratnya)
Selanjutnya, kata Desi, sekira pukul 13.31 WIB, para pelaku yang sedang berkumpul itu melihat korban pulang sendirian. Korban pulang dengan membawa alas meja dan bendera merah putih untuk dicuci persiapan upacara bendera hari Senin.
”Jarak dari sekolah ke rumah korban berjarak kurang lebih 1 kilometer dan melintas jalan atau sawangan kebun karet,” kata Desi, Rabu (4/5/2016).
Hasil penelusuran Tim Cahaya Perempuan di lapangan, lanjut Desi, para pelaku yang melihat Yuyun langsung mencegat dan menyekapnya.
Kepala Yuyun diduga dipukul menggunakan kayu, kaki dan tangannya diikat, kemudian lehernya dicekik. Lalu secara bergiliran pelaku memerkosa Yuyun.
Bahkan, kata Desi, ada pelaku yang diduga mengulangi perbuatannya dua hingga tiga kali. Tidak sampai di situ, jelasnya, hasil tim di lapangan pelaku kemudian memukuli korban, mengikat, dan membuang tubuh korban ke jurang sekira beberapa meter.
”Pelaku menutupi korban dengan dedaunan dan kembali ke rumah masing-masing. Dari hasil visum korban sudah meninggal saat pemerkosaan sedang berlangsung,” terangnya.(*)
Sumber :
Liputan6.com/SindoNews.com
Komentar