Sumbawa, KabarNTB – Program Cetak Sawah baru di Kecamatan Orong Telu, menuai kendala karena operator alat berat mogok kerja. Mereka belum diupah oleh coordinator lapangan. Tidak hanya itu, mesin atau alat berat yang digunakan untuk mencetak sawah baru juga belum lunas pembayaran bahan bakarnya (solar, red)
Informasi yang dihimpun di lapangan, diketahui berhentinya aktifitas alat berat di Orong Telu tersebut membuat masyarakat petani setempat berang. Bahkan mereka sempat hendak membakar alat berat yang digunakan tersebut. Beruntung, upaya mereka dapat dihentikan karena diberikan pemahaman oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbawa.
Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbawa, Ir. Talifuddin, selaku PPK kegiatan program percetakan sawah baru di Kabupaten Sumbawa, dikonfirmasi mengenai persoalan tersebut, Rabu (25/05/2016) mengutarakan, bahwa sebenarnya pihaknya sudah mengetahui kejadian di Orong Telu tersebut.
Talifuddin menegaskan, adanya ancaman pembakaran alat berat oleh warga setempat sudah ditangani dan ditindaklanjuti dengan rapat internal di Mataram membahas masalah tersebut.
Di dalam rapat tersebut, ia menyampaikan sejumlah keluhan masyarakat maka Sumbawa akan diberikan penanganan secara khusus oleh pelaksana kegiatan dalam hal ini TNI AD.
“Akan ada posko Cetak Sawah Baru di Sumbawa. Ada petugas mereka di Sumbawa yang akan standby. Jadi semua keluhan akan lari ke mereka, bukan ke kita,” ungkap Talifuddin.
Ia menegaskan, pihak pelaksana pekerjaan sebenarnya meminta untuk pencairan anggaran, hanya saja dirinya selaku PPK tidak mau melakukan pencairan sebelum pekerjaan selesai 40 persen.
Saat ini progress di lapangan baru mencapai 28 persen. Semestinya di tahap pertama ini sudah 1600 hektar, atau dengan kata lain masih ada sisa seluas 737 hektar.
“Inilah yang sedang dikejar penyelesaiannya oleh mereka di Orong Telu. Supaya jangan membakar alat berat. Berarti yang salah di sini bukan kami, tapi TNI yang belum bayar, padahal sudah kita transfer, tidak ada alasan mereka untuk tidak membayar itu,” tegas Talifuddin. (K-K)
Komentar