KabarNTB, Sumbawa Barat – Kejuaraan Daerah (Kejurda) paralayang NTB di ‘Negeri di Atas Awan’ Mantar kecamatan Poto Tano Sumbawa Barat (KSB), hari ini menyelesaikan seluruh pertandingan.
Kejurda yang berlangsung sejak Minggu 2 April 2017 itu, diikuti oleh 40 orang atlet dari seluruh kabupaten/kota di NTB. Mereka bertanding di nomor ketepatan mendarat, satu-satunya nomor yang dipertandingkan dalam Kejurda yang baru pertama kali dilaksanakan di NTB itu.
Sedianya Kejurda ini akan berlangsung sampai tanggal 4 April, tapi seluruh pertandingan bisa diselesaikan di hari kedua.
“Namun penutupan dan penyerahan hadiah kepada para pemenang tetap akan dilaksanakan pada 4 April malam, bertepatan dengan pentas seni dan budaya dalam rangka Festival Pesona Mantar 2017,” ungkap Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumbawa Barat, Deden Zaedul Bahri, kepada Kabar NTB, Senin 3 April 2017.
Yang menarik, dua orang atlet lokal Desa Mantar, berhasil menunjukkan kualitas sebagai atlet yang patut diperhitungkan di dunia paralayang NTB. Mereka berhasil naik podium sebagai juara dalam event yang digagas KONI KSB dan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) NTB itu. Mereka adalah Sudirman yang berhasil meraih juara dua (2) dengan akumulasi point 90 dan Dowani dengan akumulasi 143 yang berhasil naik podium di posisi juara III. Sementara juara I ditempati atlet dari Lombok Timur atas nama Tiger Trawan dengan akumulasi poin 14.
KONI, kata Deden, mengapresiasi prestasi kedua atlet lokal Desa Mantar itu, sebagai sebuah capaian untuk memotivasi para atlet lainnya dari KSB dan Pulau Sumbawa umumnya yang masih relatif baru menggeluti olahraga dirgantara yang tidak hanya butuh skill tapi juga nyali tersebut.
Apalagi dibandingkan sejumlah pesaingnya dari Pulau Lombok, mereka relatif masih ketinggalan dari segi jam terbang. Sudirman dan Dowani belum lama mendapat lisensi P1, sementara sang juara, Tiger Trawan adalah pilot paralayang dengan lisensi P2.
“Dari segi pengalaman memang juah, tapi mereka (Sudirman dan Dowani) berhasil membuktikan bahwa KSB dan Pulau Sumbawa umumnya juga memiliki atlet paralayang yang potensi dan mampu mencetak prestasi,” kata Deden.
Secara umum, atlet-atlet asal KSB mampu berbicara banyak dalam Kejurda itu. Terbukti dari 10 besar peraih point tertinggi di dalam ajang tersebut, enam (6) orang diantaranya adalah atlet paralayang KSB. Selain Sudirman dan Dowani, ada Mukhlis dan Anang Ma’ruf yang menempati peringkat lima (5) dan enam (6), juga ada Iwan Basri dan Jamsur yang menempati posisi delapan (8) dan (10).
Selebihnya para atlet yang menempati 10 besar berasal dari Lombok Timur, Lombok Barat dan Lombok Tengah.
“KONI akan terus berupaya maksimal melaksanakan pembinaan, agar kedepan para atlet dari KSB ini tidak hanya mampu bersaing ditingkat Kejurda, tapi juga ditingkat Kejurnas bahkan Kejuaraan Dunia,” janji Deden.(EZ)
Komentar