Sat Pol PP KSB ‘Cium’ Aktifitas Germo Pengendali Prostitusi Pelajar

KabarNTB, Sumbawa Barat – Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Sumbawa Barat (KSB) telah mencium keberadaan jaringan prostitusi di kalangan pelajar yang dikendalikan oleh sejumlah oknum mucikari (germo).

Sekretaris Sat Pol PP KSB, Agus ‘King’ Hadnan, mengungkapkan, prostitusi pelajar ini telah ada sejak beberapa tahun terakhir. Karena dijalankan dengan rapi dan hanya untuk kalangan terbatas, bisnis ‘lendir’ ini sangat sulit dideteksi. Hanya orang – orang tertentu yang mengetahuinya.

Ilustrasi

Pelakunya adalah siswi SMP dan SMA. Mereka, para pelajar itu, umumnya mendapatkan pelanggan melalui perantara sejumlah oknum germo yang tersebar disejumlah kecamatan di KSB.

“Kami sudah mengidentifikasi sejumlah pelajar yang terlibat dalam jaringan ini, karena sebelumnya beberapa diantara mereka sempat kami tangkap dalam kasus lain. Dari pengakuan mereka, setidaknya ada empat orang germo dan sudah kami identifikasi orangnya,” ungkap Agus King.

Hasil penelusuran Sat Pol PP, para germo itu, kata dia, memiliki peran sangat penting dalam bisnis ini. Mereka bertugas mencari pelanggan dan memastikan proses transaksi dan ‘pertemuan’ antara pelanggan tersebut dengan pelajar yang diinginkan berlangsung aman.

Mereka juga yang menentukan tarif. Tarif ini nilainya beragam, mulai dari ratusan ribu hingga diatas Rp 1 juta. Tarifnya bisa lebih tinggi jika pelanggan menginginkan pertemuan diluar daerah. Germo – germo ini mendapatkan fee dari tarif tarif tersebut.

Agus King menyatakan pihaknya sudah mengidentifikasi nama, bahkan alamat germo-germo yang menjadi pengendali bisnis ini. Namun Sat Pol PP tidak mau gegabah dan masih membutuhkan bukti yang kuat untuk melakukan penangkapan dan memprosesnya secara hukum.

“Para germo ini bisa dijerat dengan pasal perdagangan manusia (human traffiking). Apalagi para pelajar yang terseret dan menjadi korban dalam bisnis ini masih dibawah umur,” sebutnya.

Ia menghimbau para orang tua maupun pihak sekolah untuk lebih waspada dalam pengawasan terhadap anak-anak mereka. Ketika mengetahui hal mencurigakan terkait pergaulan anak-anak, orang tua dan pihak sekolah harus segera mengintervensi.

“Peran orang tua sangat penting, karena baik buruk pertumbuhan anak ditentukan oleh lingkungan keluarga dan pergaulannya. Masyarakat juga kami harapkan proaktif untuk melaporkan ke pihak berwenang jika melihat kondisi yang bisa menimbulkan inkondusifitas di wilayah masing-masing,” himbau Agus King.(EZ)

Komentar