Perempuan NTB Harus Jadi Garda Terdepan Anti Korupsi

KabarNTB, Mataram – Ketua TP-PKK Nusa Tenggara Barat, Hj Erica Zainul Majdi mengajak kaum perempuan NTB untuk aktif memerangi korupsi.

Ajakan itu diungkapkan Hj Erica pada acara Koordinasi dan Suvervisi Pemberantasan Korupsi Terintegrasi yang berlangsung di RRU Gubernur NTB antara KPK dan TP-PKK NTB, Selasa 9 mei 2017.

Menurut Istri dari Gubernur NTB ini, peran perempuan sangat penting. Dimana perempuan juga harus mampu menjadi filter (penyaring) bagi laki-laki khususnya para suami guna saling mengingatkan didalam rumah tangga terkait hasil pendapatan dalam bekerja.

“Jika terasa aneh. Wajar jika kita mempertanyakan dari mana hasil yang didapatkan tersebut. Karena dengan begitu kita sudah perduli dan saling mengingatkan satu sama lain,”.

“Lebih penting lagi, kita harus bisa menjadi garda terdepan dan mampu menjadi filter,” tambah Hj Erica.

Ia mengaku yakin kaum perempuan di NTB adalah perempuan hebat dan tidak mudah terjebak dan ikut menjalankan praktek tindak pidana korupsi.

“Perempuan NTB adalah perempuan yang hebat. Saya yakin perempuan di NTB dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk,” ucapnya.

Sementara itu, Pimpinan KPK Basaria Pandjaitan dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada PKK NTB yang telah telah mendukung dan mau bekerjasama memerangi korupsi khususnya di NTB.

Ia memuji perempuan NTB sebagai perempuan yang sangat mendukung dan semangat dengan hal positif. Sebab faktanya beberapa kaum perempuan di NTB mampu menjadi pemimpin di sejumlah SKPD, bahkan masuk dalam jajaran kepala daerah diKabupaten/Kota, juga menjadi anggota bahkan Ketua DPRD.

“Ini sudah membuktikan bahwa perempuan NTB adalah perempuan hebat dan saya sangat setuju dengan Ibu Erica,” ucapnya.

Disisi lain Basaria Pandjaitan, juga mengingatkan terutama bagi aparatur sipil negara (ASN) yang ada di NTB agar jangan sampai terlibat praktek korupsi.

Ia menegaskan bahwa tugas ASN melayani masyarakat bukan untuk dilayani. Sehingga tak perlu melakukan hal aneh atau keluar dari jalur, kemudian melakukan hal yang tidak diinginkan yakni melakukan kecurangan atau korupsi

“Untuk itu, bekerjalah dengan baik, jujur, ikhlas dan transparan. Jauhi dan mari perangi korupsi,” ajaknya.

Ia tidak menampik, di Indonesia, ada praktek tindak pidana korupsi yang pelaku utamanya adalah perempuan, malah terjadi di tingkat Kabupaten/Kota. Selain itu, tak jarang perempuan juga menjadi korban seperti halnya kasus pencucian uang.

“Korupsi ini terjadi karena beberapa faktor. Karena kebutuhan, kurangnya kejujuran dan kurang bersyukur atas apa yang sudah diperoleh. Untuk itu, mari kita syukuri dan bekerja secara jujur, ikhlas dan mampu membedakan mana yang benar dan salah,” tambahnya mengingatkan.(Bi)

iklan

Komentar