KabarNTB, Mataram – Seluruh perguruan tinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB), baik negeri maupun swasta wajib menerima calon mahasiswa penyandang disabilitas (berkebutuhan khusus).
Hal itu ditegaskan Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi usai menjadi inspektur upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di lapangan Bumi Gora, Selasa 2 Mei 2017.
Kendati belum bisa dilaksanakan seratus persen, kata gubernur hendaknya tahun ini kebijakan itu mulai digagas dan dilaksanakan. Pola pelaksanaannya tentu dilakukan secara bertahap.
“Intinya komitmen kita, jangan karena tidak adanya fasilitas lantas lembaga pendidikan kita tidak mau menerima anak-anak yang berkebutuhan khusus. Cita-cita ber-Indonesia mencerdaskan kehidupan bangsa, dan dalam kata bangsa itu, semua termasuk anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan akses pendidikan yang sama, ” tegas Gubernur.
Menurut gubernur, anak-anak berkebutuhan khusus (disabilitas) tidak pernah memilih lahir dan hidup dalam kebutuhan khusus. Semua pasti menginginkan tidak disabel, sehingga negara harus menyiapkan fasilitas umum dan sarana pendidikan yang bisa sepenuhnya untuk mengakomodir mereka yang menyandang disabilitas.
“Kalau saat ini di NTB tingkat perguruan tinggi sebagian belum menerima penyandang disabilitas. Maka untuk tahun 2018 tidak boleh ada perguruan tinggi yang tidak menerima penyandang disabilitas. Tentu penerimaan ini juga dibarengi dengan pembenahan fasilitas,” sebut TGB.
“Tidak boleh ada pintu yang tertutup hanya karena anak-anak kita berkebutuhan khusus. Pemprov punya dana pembinaan, banyak hal bisa digunakan sehingga tidak ada yang boleh melanggar. Kita akan gunakan instrument yang ada untuk memastikan supaya institusi itu memenuhi, kalau kewenangannya di pusat, kita akan surati ke pusat,” timpalnya.
Pihaknya juga akan bekerjasama dengan perguruan tinggi atau memfasilitasi pada perguruan tinggi dalam bentuk apapun dan akan dilakukan evaluasi. Jika dikemudian hari masih ditenukan perguruan tinggi yang tidak mau membuka akses bagi penyandang diaabilitas berarti lembaga pendidikan tersebut tidak memiliki keinginan baik untuk menjadikan lembaga pendidikan sebagai tempat yang bermartabat dan terbuka untuk semua.
“Insya Allah tidak ada yang seperti itu, semua akan berusaha untuk membangun pendidikan dalam mencerdaskan anak bangsa ke depan,” demikian Gubernur.(Yus)
Komentar