KabarNTB, Sumbawa – Bupati Sumbawa HM Husni Djibril, akhirnya angkat bicara mengenai peristiwa kebakaran hebat yang menghanguskan Bala’ Puti (Istana Putih), pada 11 Juli 2017 lalu.
Ditemui diruang kerjanya, Bupati langsung terdiam sambil menarik nafas panjang ketika ditanya mengenai persitiwa kebakaran tersebut. Ia nampak tidak bisa menutupi rasa sedihnya lalu dengan terbata-bata, mengakui peristiwa tersebut merupakan dosa politik-nya.
Bupati menuturkan, dalam kampanye di Pilkada 2015 lalu, ia mengaku sempat berjanji bahwa wisma praja akan dikembalikan kepada keasliannya, baik fungsi, pemanfaatan maupun penataan areal Wisma yang merupakan bangunan cagar budaya itu. Termasuk meniadakan bangunan lain yang mengurangi nilai originalitas wisma dimaksud. Selain itu ia juga berkomitmen akan mengembalikan bangunan wisma praja seperti aslinya dulu dan pemanfaatannya tidak boleh sembarangan.
“Saya punya rencana agar pendopo (tempat tinggal bupati), dibuang dari situ. Itu isi kampanye saya dulu. Saya Siap berumah dinas di rumah pribadi saya. Akan tetapi setelah satu tahun lima bulan masa pemerintahan ini berjalan, janji itu seakan terlupakan. Meski di beberapa kesempatan pernah ada pembicaraan tentang masa depan bagunan bersejarah itu. akan tetapi Belum pernah ada rencana program ini dapat disikapi,” sesalnya sambil terisak.
Meski demikian, Bupati yang didampingi Ketua DPRD Sumbawa L Budi Suryata dan Ketua Komisi I DPRD, Syamsul fikri Ar, menyatakan ia telah berlapang dada menerima musibah tersebut, karena yakin dibalik musibah pasti ada sisi positifnya. Termasuk apa yang menimpa Wisma Daerah yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumbawa.
“Kejadian tersebut menegaskan bahwa ada kealpaan manusia. Harus kita akui selama ini semua pihak tidak terlalu perhatian (kepada Istana Putih). Namun saya tidak akan berburuk sangka,” ucapnya.
Sebelumnya, saat dalam amanat ketika menjadi inspektur upacara Senin pagi 17 Juli 2017 di halaman kantor Bupati Sumbawa, Bupati menyatakan rasa prihatin dan kehilangan Pemerintah Daerah dan seluruh Masyarakat Tana Samawa atas musibah tersebut.
“Perisitiwa tersebut adalah musibah sekaligus ujian bagi kesabaran kita, sebagaimana bunyi lawas (syair Sumbawa) ; “mana benteng olat batu, lamin bala batarepa, nonda kuasa pang kita’’ (meskipun dibentengi bukit batu, jika bencana terjadi tidak ada kuasa manusia untuk menolaknya),” ungkap Bupati.
Karena itu, Bupati meminta seluruh lapisan masyarakat untuk tidak berspekulasi tentang penyebab kebakaran sampai pihak Kepolisian menyampaikan hasil penyelidikan yang sedang dilaksanakan hingga saat ini.
“Pemerintah Kabupaten Sumbawa akan segera melakukan restorasi guna mengembalikan eksistensi “Bala Puti” seperti sedia kala sebagai ikon kebanggan Tau dan Tana Samawa,” tegas Bupati.
Untuk melaksanakan restorasi itu, Bupati meminta Sekretaris Daerah (Sekda) untuk terus melakukan koordinasi berkaitan dengan penganggaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
“Hendaknya peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita semua, untuk meningkatkan kesiagaan dalam menjaga seluruh aset yang dimiliki Kabupaten Sumbawa dari berbagai macam bencana. Peralatan safety hendaknya tersedia secara memadai di berbagai fasilitas pemerintahan dan fasilitas publik lainnya,” tambah Bupati.(JK)
Komentar