Jangan Lupa ! 18 – 24 Juli Nanti Pilot Paralayang dari Seluruh Dunia Terbang di Mantar

KabarNTB, Sumbawa Barat – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) bekerjasama dengan Pemda Sumbawa Barat (KSB) terus melakukan pembenahan sejumlah fasilitas pendukung dan persiapan lainnya menyongsong pelaksanaan Kejuaaraan Dunia Paralayang, Mantar Paragliding XCross Country (XC Open) yang akan dihelat pada 18 – 24 Juli mendatang di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, KSB.

Ketua KONI KSB, Deden Zaedul Bahri, menyatakan saat ini ditingkat lokal, persiapan untuk pelaksanaan kejuaraan paralayang yang akan diikuti oleh pilot paralayang dari seluruh dunia itu sudah mencapai 80 persen.

“Kita sedang mengurus ijin keramaian di Polda NTB. Sejumlah fasilitas pendukung seperti Musollah, toilet, dan outlet untuk UKM sedang diselesaikan pembangunannya oleh Pemda,” ungkap Deden, kepada KabarNTB, Selasa 4 Juli 2017.

Mengenai peserta, berdasarkan informasi dari ACPA (Asian Continental Paragliding Asosiation), saat ini sudah puluhan pilot paralayang dari 13 negara yang mendaftar untuk ikut dalam kejuaraan terbuka itu.

“ACPA optimis akan lebih banyak lagi peserta dari seluruh dunia yang akan ikut ambil bagian dalam kejuaraan ini, mengingat site paralayang Mantar yang sudah sangat dikenal oleh para pilot dari seluruh dunia,” ungkap Deden.

Pesona paralayang di Mantar (foto: Adi Hendrayadi)

Sebelumnya, pada 10 Mei 2017 lalu, belasan orang pilot dari berbagai negara di dunia yang tergabung dalam tim exebisi dari ACPA telah berkunjung ke Mantar yang merupakan desa budaya dan menjadi setting film layar lebar ‘Serdadu Kumbang’ untuk melakukan survey tentang kondisi angin / cuaca serta membuat peta pelaksanaan lomba dan persiapan lainnya menyongsong pelaksanaan Mantar XC Open 2017.

Diantara tim eksebisi itu, ikut hadir Wakil presiden ACPA, Mr Nixon Ray yang berulang kali memuji Mantar sebagai salah satu site paralayang terindah didunia.

XCross Country Open (XC Open) sendiri merupakan kejuaraan dunia yang selalu diikuti oleh atlet-atlet kelas dunia, sehingga site (lokasi) yang dipilih untuk penyelenggaraannya-pun harus berkelas dunia. Menurut Deden site Mantar merupakan salah satu site yang sangat mendukung dari segi lokasi, view dan kualitas angin.

“Di Indonesia site paralayang yang bisa digunakan untuk kejuaraan XC hanya ada di Palu, Wonogiri dan Mantar. Tahun lalu kejuaraan XC ini dilaksanakan di Palu,” sebutnya.

Oleh ACPA, Mantar XC Open dimasukkan menjadi salah satu event resmi tahunan mereka. Sementara sebagai tuan rumah, KSB, kata Deden, mengharapkan event tersebut dan kehadiran ratusan pilot asing dari seluruh dunia akan menjadi momentum untuk mempromosikan Mantar sebagai site paralayang kelas dunia.

“Kita berharap mereka bisa membantu mempublikasikan Mantar sebagai site paralayang dan juga potensi wisata lain. Dengan demikian kedepan kita berharap akan terjadi arus kunjungan wisata yang lebih baik ke KSB,” bebernya.

Jika event XC ini sukses, rencananya akan digelar kejuaraan lebih bergengsi tahun 2018 mendatang, yaitu Pre PWC (Pre Paragliding World Cup) yang merupakan kejuaraan pra kejuaraan dunia paralayang. Setelah itu menyusul PWC (Paragliding World Cup).(EZ)

Komentar