KabarNTB, Sumbawa Barat – Upaya pemerintah daerah Sumbawa Barat meloby pemerintah pusat untuk mengintervensi program penanggulangan bencana banjir di sejumlah wilayah mnenuai hasil positif.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS NT 1) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 25 miliyar di APBN 2018 ini untuk pelaksanaan proyek normalisasi sungai di sejumlah titik dari wilayah hulu hingga hilir sungai Brang Rea (Dari Kecamatan Brang Rea hingga Taliwang).
“Program ini sedang dalam proses lelang oleh BWS dan harus selesai dalam tahun 2017 ini,” ungkap Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) KSB, Amar Nurmansyah, kepada KabarNTB, Senin 17 Juli 2017.
Item proyek pengendalian banjir itu meliputi pembangunan beronjong penguat tebing sungai, pasangan pada sejumlah titik dari hulu hingga hilir, disesuaikan dengan kondisi daerah aliran sungai (DAS).
Menurut Amar program pengendalian banjir harus dilaksanakan secara sistemik, tidak bisa secara sporadik. Ini juga menjadi salah satu syarat agar APBN bisa masuk mengintervensi.
KSB, katanya, sejak beberapa tahun terakhir telah merancang sistem pengendalian banjir. Program itu terdiri dari pembangunan bendungan, normalisasi daerah aliran sungai, pembangunan drainase dalam kota, juga normalisasi rawa Lebo’ Taliwang.
“Untuk bendungan, KSB merencanakan pembangunan dua unit bendungan raksasa, yakni bendungan Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea (sekarang sedang dalam proses pengerjaan dengan nilai sekitar Rp 1,3 triliun) dan Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene dengan estimasi biaya sekitar Rp 1,6 triliun.
“Kita targetkan antara 2019 – 2020 pembangunan fisik bendungan Tiu Suntuk sudah berjalan. Karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, kita mengusulkan program pengendalian banjir ini melalui APBN seperti sejumlah proyek yang saat ini sedang dikerjakan,” imbuh Amar.
Selain dengan anggaran yang bersumber dari APBN, Pemda KSB, tambahnya, juga telah menjalin komunikasi intensif dengan JICA, sebuah lembaga donasi dari Jepang untuk pembiayaan sejumlah program pengendali banjir lainnya.
Tim dari JICA pada bulan maret lalu telah turun langsung ke KSB untuk melakukan peninjauan lapangan yang akan menjadi lokasi proyek yang akan dibiayai, termasuk ke rencana lokasi pembangunan Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene. Lembaga tersebut rencananya akan mengucurkan bantuan sekitar Rp 350 miliyar untuk program normalisasi sungai atau mengcover sepenuhnya pembangunan Bendungan Tiu Suntuk.
“Untuk JICA kita sudah mempresentasikan sistem pengendalian banjir yang telah kita buat dan saat ini mereka sedang intens berkomunikasi dengan pusat (Kemen PUPR),” demikian Amar Nurmansyah.(EZ)
Komentar