KabarNTB, Bima – Kemarau panjang yang masih berlangsung mulai dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berdasarkan data dari kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, HM Taufik Rusdy, saat ini tercatat 59 desa dari 11 Kecamatan atau 25.129 jiwa masyarakat di wilayah itu mengalami dampak kemarau berupa kesulitan mendapatkan air bersih dan kekeringan lahan pertanian.
Desa-desa terdampak itu, antara lain Desa Doridungga-Kecamatan Doridungga, Desa Kalompa-Kecamatan Woha, Desa Dore-Kecamatan Palibelo, dan Desa Bajo Kecamatan Soromadi.
Meski demikian, untuk sementara dampak kemarau tersebut, menurut HM Taufik masih bisa ditangani.
“Alhamdulillah, masih bisa teratasi. Khusus di Doridongga dan beberapa desa lainnya saat ini masih menjadi fokus kami. Sekitar dua hari yang lalu, kami sudah menyuplai air bersih kapasitas 10 ribu liter,” ujar HM Taufiq lewat sambungan telephon kepada KabarNTB, Jum’at 4 agustus 2017.
Kondisi hampir serupa juga terjadi di Kabupaten Sumbawa. Kepala BPBD Sumbawa, Zainal Abidin mengatakan pihaknya sedang fokus melakukan pendataan diseluruh Kecamatan. Ia mengaku telah bersurat ke tiap kecamatan agar segera melaporkan situasi dan kondisi terkait musim kemarau saat ini.
“Kami masih menunggu laporan. Kalaupun ada titik-titik yang mengalami kekeringan dan susah mendapatkan air bersih akan segera kita tindak lanjuti,” kata Zainal.
Sementara kepala BPBD NTB, H Muhammad Rum, mengatakan pihaknya terus memantau kondisi yang dialami seluruh wilayah sebagai imbas dari kekeringan. Menurut dia, kondisi kekeringan di sejumlah titik sejauh ini masih bisa diatasi.
“Kami tetap intens berkomunikasi dengan BPBD yang ada di Kabupaten/Kota terkait situasi dan kondisi tiap wilayah NTB,” katanya di Mataram Jum’at.
Mengenai bantuan tanggap darurat bencana, H Muhammad Rum menyatakan bantuan tersebut baru bisa disalurkan jika status suatu wilayah telah dinyatakan siaga darurat.
“Kita akan proses (bantuan), minimal ada 8 dari 10 kabupaten/kota sudah dinyatakan status siaga darurat dan itupun harus ada SK resmi dari Bupati/Wali Kota,” terangnya.
BPBD NTB, katanya, optimis kabupaten/kota akan menuntaskan dan masih bisa mengatasi kjondisi saat ini. Terlebih musim ini termasuk kategori kemarau basah dimana masih ada turun hujan.
“Musim kemarau tahun ini tidak separah tahun sebelumnya, jadi dampaknya tidak terlalu serius. Apalagi ini sudah dipenghujung. Insya Allah, bulan oktober sudah kembali normal lagi,” tutup Haji Rum.(Bi)
Komentar