KabarNTB, Mataram – Selain tempat wisata alam, religi dan kuliner, Pulau Lombok saat ini juga memiliki destinasi wisata unik yang khusus hadir untuk wisatawan penggemar musik. Destinasi wisata tersebut adalah Bale Jukung yang terletak di desa Sorong Jukung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, atau sekitar 35 km dari kota Mataram.
Uniknya, Bale Jukung, memadukan wisata alam pedesaan, wisata kuliner sekaligus wisata bermusik. Karena lokasi yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan tersebut, serta lokasi yang berada di pedesaan, para pengunjung akan benar benar menikmati alunan musik yang tersaji di destinasi wisata musik pertama di NTB itu.
Di Bale Jukung, para wisatawan bisa langsung menyaksikan permainan musik khas tradisional Lombok dengan kombinasi peralatan tradisional dan modern seperti alat musik gitar, keyboard, suling, Jimbe dan alat musik latin asal Amerika Serikat, Benjo.
Bale Jukung merupakan hasil karya salah seorang musisi lokal bernama Nurhamidi (42 tahun) yang menyulap kediamannnya seluas 6 are, menjadi wadah bagi para penggemar musik untuk melampiaskan hasrat bermusik mereka.

Musisi yang sudah belasan tahun malang melintang bermain musik di sejumlah kafe di Bali ini, berharap agar nantinya Bale Jukung dapat menjadi wadah bagi para pemuda di Lombok menyalurkan hobi bermusik dan bagi pengunjung yang ingin bermain musik tradisional.
“Bale Jukung memiliki arti rumah perahu. Sebab, lokasi Bale Jukung berada tidak jauh dari Pantai Sorong Jukung yang berjejer di pinggir pantainya banyak perahu nelayan,” jelas Nurhamidi saat berbincang dengan KabarNTB, senin 23 Oktober 2017.
Selain galeri musik, Bale Jukung juga menyediakan dua kamar homestay dengan tarif yang lumayan murah yaitu sebesar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per malam. Homestay yang disediakan di Bale Jukung merupakan rumah adat berciri khas Lombok Utara.
Di tempat itu juga ada Kafetarian yang menyajikan kuliner khas Lombok dan berbagai jenis kopi yang dipastikan akan menjadi menu menggugah selera bagi pengunjung. Karena pengunjung bisa menyaksikan orang bermusik sambil menyantap makanan dan minum kopi.
“Di sini kita sediakan berugaq (gazebo), tempat duduk dengan ukiran kayu. Pengunjung bisa ngopi-ngopi sambil menikmati atau bermain musik,” tutur Midi.
Hal menarik lainnya di Bale Jukung adalah tidak disediakannya minuman beralkohol. Midi berpandangan Bale Jukung sejak awal pendirian ditujukan sebagai wadah untuk kegiatan positif anak muda.
“Kami tidak ingin menyediakan minuman beralkohol lantaran khawatir memberi pengaruh negatif bagi anak muda di sekitar,” ucapnya.(By)
Komentar