KabarNTB, Sumbawa – Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1607 Sumbawa, sedang memburu pemilik sebuah akun media sosial Facebook (Fb) dengan nama “Jagoan Tembak”.
Akun ini telah membuat heboh netizen di Kabupaten Sumbawa, NTB dalam beberapa waktu terakhir. Betapa tidak, ditengah hiruk pikuk tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI), akun tersebut dengan berani menggunakan foto profile berupa lambang partai dan ideologi terlarang itu.
Bahkan akun “Jagoan Tembak” juga menggunakan foto sampul berupa foto Ketua CC PKI, Dipa Nusantara Aidit yang disandingkan dengan foto salah satu tokoh komunis dunia, Karl Marx. Dibawah foto sampul yang diperbarui tanggal 1 oktober 2017 itu tertulis ‘Revolusi Mental Ajaran Karl Marx & Jargon PKI’.
Sementara di kolom informasi akun, tertulis pemilik akun “Jagoan Tembak” tinggal di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Dandim 1607 Sumbawa, Letkol Arm Sumanto, yang dikonfirmasi Kamis 5 Oktober 2017, menegaskan pihaknya akan segera menuntindaklanjuti untuk mencari siapa pemilik akun dimaksud.
“Apabila pengguna akun tersebut benar berasal dari Daerah Sumbawa maka akan segera dilakukan pencarian,“ tegas Dandim usai upacara peringatan HUT TNI di Sumbawa Besar.
Dandim menyatakan pihaknya telah mendapat informasi tentang keberadaan akun itu. Dengan adanya informasi tersebut, pihaknya akan melakukan monitoring dan akan bersinergi dengan pihak Kepolisian.
“Apabila pemilik akun benar orNang Sumbawa, maka kami akan terus melakukan pencarian secara bersama-sama,“ imbuh Dandim.
Dandim menegaskan mengunakan lambang PKI sebagai foto profile di akunnya, sama dengan menampakan bahwa komunis benar ada. Ia juga tidak menampik kemungkinan paham komunis ada di Kabupaten Sumbawa.
“Untuk itu kita semua perlu mewaspadainya. Makodim 1607 melalui unit intel Kodim bersama Reskrim Polres Sumbawa akan menelusuri lebih jauh terkait permasalahan ini,” ucapnya.
Dandim juga mengharapkan agar masyarakat dan generasi muda untuk memahami nilai-nilai perjuangan dan sejarah untuk mengantisipasi agar paham radikal tidak merajalela.
“Hal itu penting dan agar paham Komunis dan paham yang berkedok agama tidak masuk ke Indonesia dan khususnya ke daerah kita,” demikian Dandim.(JK)
Komentar