KabarNTB, Sumbawa Barat – Ketua Tim Bersama Rekrutmen PT MacMahon (Perusahaan Aliansi PTAMNT di tambang batu hijau), HW Musyafirin, menegaskan proses rekrutmen yang dilaksanakan tim sangat transparan, independen, memperjuangkan dan mengakomodir tenaga lokal.
Penegasan itu disampaikan HW Musyafirin saat menerima perwakilan warga Kecamatan Sekongkang yang memprotes hasil tes tulis tenaga semi skill dan non skill, senin 29 januari 2018 di ruang sidang graha fitrah, KTC.
HW Musyafirin yang juga Bupati KSB, didampingi Wakil Bupati Fud Syaifuddin, Sekda, H. Abdul Azis, sekretris tim bersama Drs. Mukhlis, Kadisnakertrans, H Abdul Hamir, Kasat Pol PP, Sihabuddin, menegaskan dslam bidang pertambangan, pemerintah kabupaten saat ini tidak memiliki wewenang untuk mengurusnya. Termasuk bidang pengawasan ketenagakerjaan. Yang memiliki wewenang tekait permasalahan tersebut adalah, Pemerintah Provinsi NTB.
‘’Bukan karena ada rekrutmen lalu saya mengatakan ini tapi sudah lama. Ini yang harus dipahami bersama. Hubungan ketenagakerjaan, industrial adalah kewenangan provinsi,” kata Bupati.
Keberadaan dirinya selaku Bupati sebagai Ketua Tim Rekrutmen tenaga kerja, tegas HW Musyafirin, untuk memastikan rekrutmen berjalan transparan dan independen dan pencari kerja lokal terakomodir. Selaku kepala daerah dan ketua tim rekrutmen, dirinya memperjuangkan warga lokal agar mendapat porsi lebih dalam rekrutmen tersebut.
Soal rekrutment Macmahon, HW Musyafirin menegaskan tidak ada sistem kuota atau jatah untuk siapapun, termasuk desa. Ia mencontohkan, jika ada anak atau orang dekat kepala Desa yang lulus pasti akan menimbulkan kecurigaan yang bisa bermuara ke aksi protes.
“Harus dipahami, bahwa rekrutmen ini transparan. Tim seleksi adalah tim independen dari ECC UGM (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta). Seleksi ini bersifat kompetisi, dari jumlah yang lulus 327 orang, hanya 70 orang yang dari luar. Jika ditambah dengan waiting list sebanyak 239 orang, maka porsentase lokal yang lulus sebanyak 85 persen, sementara non lokal hanya 15 persen. Ini wujud komitmen mengutamakan warga lokal. Bukan saja untuk non skill tapi juga yang skill,” jelas Bupati.
Terkait keinginan agar warga Sekongkang diluluskan tanpa tahapan seleksi, HW Musyafirin menegaskan tidak mungkin. Karena kompetisi, harus dilakukan untuk memastikan pelamar yang lulus adalah yang memiliki kemampuan. Ia menjelaskan meski disebut non skill, tetapi para pelamar yang akan diterima bekerja nanti tidak akan bekerja pada job yang tidak membutuhkan keahlian, misalnya tukang kebun. Mereka, tenaga non skill ini nantinya akan dilatih agar bisa bekerja pada job yang dibutuhkan.
Selain itu tanpa seleksi akan menimbulkan masalah karena sulitnya menentukan siapa yang akan direkrut. Jika diserahkan kepada pihak desa akan menimbulkan kesulitan terutama dalam hal distribusi. Bisa saja nanti akan menimbulkan masalah di desa masing-masing.
“Jadi tes mutlak dibutuhkan untuk menghindari masalah,” katanya.
HW Musyafirin juga menegaskan kebutuhan tenaga kerja di tambang Batu Hijau masih banyak. Peserta yang tidak lulus saat ini masih memiliki kesempatan untuk bekerja di proyek Aman energi, Aman industri, Aman integrasi dan Aman Hilir.
“Perusahaan ini sedang mencari bentuk. Saya telah meminta kepada peruasahaan tersebut jika ada kebutuhan tenaga kerja, diusahakan yang skill atau pun yang non skill, perusahaan PT. AMNT termasuk perusahaan sub kontrak bisa menempatkan warga lokal KSB,” ungkapnya.
Sebelumnya,Jayadi, peserta seleksi dsri kecamatan Sekongkang yang tidak lulus, mengaku kecewa, karena orang luar KSB yang lulus mencapai 70 orang. Kondisi itu dirasa merugikan pelamar dari Kecamatan Sekongkang yang seharusnya lebih diutamakan. Jayadi dan perwakilan warg lainnya, juga meminta kuota khusus lagi untuk warga Sekongkang.
“Mohon dikaji kembali sistem rekrutmen satu pintu, Karena warga Sekongkang merasa kurang terakomodir disebabkan koordinasi yang kurang baik pada tim rekrutmen. Karenanya mohon kebijakan Bapak Bupati,” imbuhnya.(EZ)
Komentar