MNEK 2018, Kapal Perang dari 43 Negara Berkumpul di NTB pada 4 – 9 Mei

KabarNTB, Mataram – Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Didik Setiyono atas nama TNI Angkatan Laut dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H Muhamad Amin, melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam rangka pelaksanaan kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018, di Ruang Rapat Utama, Kantor Gubernur NTB, di Mataram, Kamis, 8 Februari 2018.

MNEK 2018 adalah latihan bersama dengan Angkatan Laut negara-negara sahabat dalam operasi militer selain perang yang digelar setiap dua tahun sekali dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam menanggulangi bencana dan permasalahan kemanusiaan di suatu kawasan yang perlu mendapat perhatian semua negara.

TNI Angkatan Laut menjadi penyelenggara kegiatan MNEK untuk yang ketiga kali setelah yang pertama di Batam dan Kepulauan Anambas, Natuna tahun 2014, kedua di Padang dan Kepulauan Mentawai tahun 2016, dan ketiga yang akan berlangsung di Lombok- NTB dan Nusa Penida –Bali tahun 2018.

Wagub HM Amin, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Provinsi NTB yang ditunjuk sebagai tuan rumah MNEK 2018. Kedatangan para pelaut dari negara-negara sahabat ke Lombok, diharapkan memberikan kontribusi bagi peningkatan kunjungan pariwisata dan meningkatkan investasi serta mengurangi pengangguran.

Sementara Pangarmatim menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Provinsi NTB atas kerja samanya dalam menyukseskan kegiatan ini.

“Dalam latihan ini akan melibatkan Angkatan Laut beberapa negara sahabat dan harapan kami bisa menjual budaya dan wisata yang bisa diandalkan dari daerah ini,” ungkap Pangarmatim.

MNEK 2018 mengusung tema “Cooperation to Respond Disaster and Humanitarian Issues” (Kerja Sama untuk Menanggapi Bencana dan Permasalahan Kemanusiaan). Tema ini diangkat, dilatarbelakangi bahwa letak geologis Indonesia sangat rawan bencana karena terletak pada cincin api (ring of fire) yang berpotensi terjadi bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan tanah longsor.

“Sedangkan ditinjau dari letak geografis, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kerawanan terhadap tindak kriminal dan ilegal melalui laut,” imbuh Pangarmatim.

Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Suratno SS, dalam keterangan resmi yang diterima Redaksi, mengatakan kegiatan MNEK 2018 yang akan dilaksanakan tanggal 4 – 9 Mei 2018, akan diawali dengan ice breaking, naval exercise, upacara pembukaan, admiral inspection, pelayaran kebangsaan, pameran maritim, kirab kota, Mataram Komodo Fun Run dan fun bike, culinary program, culture perfomance, city tour, spouse program, kemah pesisir, marine vilage, Medcap (Medical Civic Activity Program), Encap (Engineering Civic Activity Program), transplantasi terumbu karang, penandatanganan dan penenggelaman prasasti serta gala dinner.

Kegiatan Medcap akan berlangsung di Lombok Utara dan Nusa Penida meliputi pengobatan umum, bedah minor, dan penyuluhan kesehatan, sedangkan kegiatan Encap terbagi di dua tempat yaitu bedah rumah di Nusa Penida dan pengerasan jalan di Lombok Utara.

MNEK 2018 akan diikuti oleh 43 negara dan masing-masing negara akan mengirimkan kapal perang dan pesawat udara. Diperkirakan sekitar 4.000 ABK kapal asing berbagai negara akan terlibat dalam kegiatan ini dan berkunjung ke Lombok.

Demi suksesnya kegiatan bertaraf internasional ini, TNI AL dan Provinsi NTB melakukan persiapan dan perencanaan yang matang yang terangkum secara rinci dalam naskah perjanjian kerja sama.

Diharapkan kegiatan MNEK 2018 di Lombok dan Nusa Penida dapat mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan meningkatkan pembangunan daerah serta menarik kunjungan wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Hadir dalam acara tersebut Komandan Satgas MNEK 2018 Laksamana Pertama TNI Rachmad Jayadi, M.Tr. (Han), para Asisten Pangarmatim, para Bupati Lombok dan Klungkung, Walikota Mataram serta pejabat koordinator Satgas.(EZ)

Komentar