KabarNTB, Sumbawa Barat – Aksi mogok kerja yang dilakukan aliansi Serikat Pekerja PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) di Tambang mulai Senin 12 Februari 2018 dini hari, berlangsung di dua titik di area tambang Batu Hijau.
Aksi pertama digelar di Town Site kecamatan Sekongkang dan aksi kedua dilaksanakan di gate (pintu gerbang utama) PT AMNT dekat terminal karyawan tambang Batu Hijau di Benete, Kecamatan Maluk.
Aksi pertama masih berlangsung hingga saat ini. Puluhan pekerja berkumpul di kantor Admin, serta duduk di akses road di lampu merah kompleks perkantoran dan pemukiman karyawan tersebut.
Baca juga : https://kabarntb.com/aksi-mogok-massal-pekerja-tambang-ptamnt-di-batu-hijau-telah-dimulai/
Mereka menggelar spanduk berisi tuntutan agar management melaksanakan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2017 – 2018 dan penolakan untuk dirumahkan.
Baca juga : https://kabarntb.com/aliansi-serikat-pekerja-ptamnt-berencana-temui-presiden/
Dari foto yang didapat redaksi, terlihat puluhan personil Polisi nampak berjaga di belakang karyawan yang melakukan aksi.
“Sementara ini belum ada perwakilan management yang menemui kami,” ungkap Ketua SP KEP SPSI PT AMNT, Zainuddin Wanden kepada KabarNTB via pesan Whatsap senin pagi.
Sementara aksi kedua yang dilaksanakan di gate Benete, diakui Wanden telah dibubarkan oleh aparat keamanan sekitar pukul 04.00 wita dini hari.
“Pembubaran dilakukan karena dianggap menutup akses kendaraan yang keluar masuk area tambang. Padahal teman-teman disana hanya menyampaikan kepada rekannya (karyawan lain) yang masuk (shift) pagi bagi yang akan masuk kerja dipersilahkan dan bagi yang akan ikut bergabung juga dipersilahkan,” ungkap Wanden.
Sampai berita ini ditulis, aktifitas di tambang Batu Hijau masih berjalan normal.
Belum ada pernyataan resmi dari management PT AMNT menanggapi aksi mogok kerja yang rencananya akan berlangsung sampai 14 Mei 2018 itu, meski Redaksi sudah berusaha melakukan konfirmasi melalui staff media relation setempat.(EZ)
Komentar