Refleksi Dua Tahun, Pemimpin KSB Bersyukur Tetap Kompak Layani Rakyat

 

KabarNTB, Sumbawa Barat – Sabtu, 17 Februari 2018 menjadi hari sangat bersejarah bagi DR Ir HW Musyafirin MM – Fud Syaifuddin ST, bupati dan wakil bupati Sumbawa Barat (KSB). Tepat dua tahun  lalu, keduanya resmi dilantik Gubernur NTB, mewakili Menteri Dalam Negeri, sebagai pemimpin di Bumi Pariri Lema Bariri.

“Intinya kita bersyukur dengan hasil yang telah kita capai, walaupun pasti masih banyak yang belum kami lakukan. Alhamdulillah kebersamaan kami berdua sampai saat ini tetap terjaga dan selalu kompak dalam melayani rakyat,” ungkap Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin, menjawab pertanyaan KabarNTB tentang refleksi dua tahun kepemimpinannya  bersama HW Musyafirin.

Dalam perjalanan selama dua tahun memimpin, banyak tantangan dan juga hambatan yang dihadapi duet pemimpin ini. Sebut saja angka kemiskinan yang terbilang cukup tinggi (mencapai 15 persen dari total jumlah penduduk), angka pengangguran dan pencari kerja yang juga tinggi, juga sejumlah persoalan sosial ekonomi lainnya.

Bupati HW Musyafirin dan Wakil Bupati Fud Syaifuddin tertawa lepas bersama Ust Solmed yang diundang untuk menyampaikan ceramah pada kegiatan tabligh akbar refleksi dua tahun memipin KSB, Jum’at 16 Februari 2018

Tetapi mereka mampu menjawab keraguan yang muncul dengan sejumlah program pemberdayaan ekonomi dan sosial kemasyarakatan yang digelontorkan sejak 100 hari pertama kepemimpinan mereka. Pembangunan berbasis gotong royong menjadi andalan keduanya dalam mengentaskan sejumlah persoalan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini dikongkritkan melalui Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR).

Prinsip ‘memanusiakan manusia’ dengan cara pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat menjadi prioritas yang diimplementasikan melalui program jambanisasi (sekitar 6.200 rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki jamban saat ini sudah memiliki jamban dan KSB telajh ditetapkan sebagai daerah yang masyarakatnya telah bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (Tubabas) sejak tahun 2016) dan program bedah rumah dan pembangunan rumah layak huni untuk keluarga tidak mampu.

Ada juga program pemberdayaan petani, peternak, nelayan, UMKM lewat pemberian modal usaha, bantuan bibit ternak, bantuan alat tangkap dan sarana prasarana pengolahan lahan, hingga pupuk dan bibit. Untuk para lansia dan penyandang cacat (Disabilitas) Pemda memberikan santunan setiap bulan senilai Rp 250 ribu yang ditransfer langsung ke rekening mereka di bank yang ditunjuk.

Tahun 2017 lalu, Pemda KSB mengalokasikan anggaran Rp 120 miliyar dari APBD untuk membiayai PDPGR dan tahun 2018 ini mengalokasikan tidak kurang dari RP 60 miliar untuk melanjutkan kembali program-program pemberdayaan itu.

Terobosan yang juga patut diapresiasi dari kedua pemimpin ini adalah sikap tidak alergi kritik. Itu dibuktikan dengan pelaksanaan program YASINAN (Pelayanan Setara Inklusi Andalan) yang dilaksanakan setiap malam Jum’at, dimana masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan langsung keluhan, kritikan, aspirasi dan persoalan yang dihadapi dalam forum yang dihadiri langsung oleh Bupati, Wakil Bupati dan para kepala SKPD hingga camat, lurah dan kepala desa.

“Kami terus mengajak ASN dan masyarakat untuk tetap bersama bekerja, bekerja dan terus bekerja dengan ikhlas, jujur dan sungguh-sungguh (IJS). Kita saling mendoakan agar kita tetap sama-sama sehat agar kita terus memaksimalkan diri dalam melayani rakyat,” ujar Wabup Fud Syaifuddin.

Politisi yang juga mantan pimpinan DPRD KSB itu, juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh aparatur sipil baik PNS maupun PTT (pegawai tidak tetap, Honorer dan tenaga sukarela) yang terus berbenah, bekerja membantu menjalankan program-program yang telah dituangkan dalam RPJMD sesuai visi misi untuk mengayomi rakyat menuju KSB yang sejahtera berlandaskan gotong royong.

“Terimakasih kepada semuanya. Hari ini kita, Alhamdulillah sangat baik dan selanjutnya Insya Allah kita akan bekerja lebih baik,” tutup Wabup Fud Syaifuddin.(EZ)

Komentar