KabarNTB, Sumbawa – Pemerintah Desa Songkar, Kecamatan Moyo Utara melakukan penanaman 1.000 bibit pohon di sepanjang jalan raya masuk desa dimaksud, Ahad 25 Maret 2018.
Penanaman pohon yang juga melibatkan sejumlah pihak lainnya itu, merupakan salah satu tindaklanjut atas penetapan Desa Songkar sebagai desa ekowisata.
Camat Moyo Utara, Tajuddin, mengatakan, kegiatan penghijauan tersebut menurutnya penting dilakukan, mengingat pohon sabagai penyerap air berfungsi juga untuk menjaga ekosistem disekitarnya.
“Kami menggandeng KPH Puncak Ngengas Batu Lanteh, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT), PT Selatan Maju Bersama (SMB), Lembaga Maju Bersama (LMD), Pemerintah Desa, dan Komunitas Trail serta berbagai lembaga pemerhati dan pencinta alam yang ada di Sumbawa serta masyarakat dan para pelajar dalam kegiatan penghijauan ini,” ungkap Camat.

Menurutnya, Desa Songkar sebagai desa ekowisata memiliki potensi wisata yang luar biasa termasuk bukit (Olat) Cabe yang dijadikan spot paralayang. Potensi ini akan dikembangkan dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sehingga Songkar ke depan menjadi desa yang maju.
Selain penanaman 1.000 pohon yang ditanam di sepanjang jalan poros desa, di dalam desa dan jalan menuju Olat Cabe, semua pekarangan masyarakat sebelumnya telah dihijaukan dengan penanaman sayur mayur dan tanaman apotik hidup.
Kelangsungan pohon yang ditanam tersebut menurutnya, menjadi tanggung jawab bersama, sehingga dapat tumbuh dengan baik agar harapan Songkar yang hijau bisa terwujud.
Sementara itu Kepala KPH Puncak Ngengas Batu Lanteh, Dadang Kuswardana, menyambut positif inisiatif Pokdarwis Songkar mengajak semua pihak untuk mengembangkan daerah ekowisata melalui penanaman pohon.
Untuk diketahui Songkar ditetapkan sebagai satu dari lima desa ekowisata yang bekerjasama dengan KPH Batu Lanteh, pada 22 Januari 2018 atau bertepatan dengan HUT Kabupaten Sumbawa.
Empat desa lainnya adalah Pernek, Agal, Batu Dulang, dan Pelat.
Desa Songkar, menurutnhya, sangat pas ditetapkan sebagai desa ekowisata karena memiliki potensi wisata Olat Cabe yang sudah dimanfaatkan untuk kegiatan paralayang dan untuk kegiatan trabas serta dan touring.
“Ini menjadi suatu proses penyadaran dan peningkatan peran serta masyarakat dalam mendapatkan manfaat dari kawasan-kawasan hutan kita. Sebab potensi ekonomi, ekologi dan sosial budaya ini akan berkembang sejalan dengan program-program yang dibangun bersama masyarakat,” urainya.
Kades Songkar, H Junaidi, memberikan apresiasi kepada semua pihak yang mendukung pengembangan desanya menjadi desa ekowisata. Potensi yang dimiliki desa, katanya, kini dikelola secara maksimal oleh BUMDes dan Kelompok Sadar Wisata.
“Kami pemerintah desa yakin bahwa keberadaan club paralayang, komunitas trail, KPH pihak lainnya menjadi mitra strategis dalam memaksimalkan pengembangan potensi desa,” ungkapnya.(JK)
Komentar