KabarNTB, Mataram – Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Sumbawa Barat, memaksimalkan fungsi distributor dan pengecer untuk mengantisipasi kelangkakaan pupuk yang hampir setiap musim tanam selalu menghantui petani.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan KSB, drh Haerul Djibril, mengatakan, dari segi volume kuota pupuk subsidi untuk KSB tahun 2018 ini mencapai 5.140 ton, lebih besar dari tahun 2017 yang hanya sebanyak 3.000 ton.
“Insyaallah posisi kita aman lah. Tapi yang kita tekankan distributor dan pengecer mesti siap. Jika sewaktu-waktu petani membutuhkan atau ada wilayah yang kekurangan pupuk, pengecer dan distributor mesti ready. Ini yang terus kita awasi,” ungkap Haerul Djibril selasa 27 maret 2018.

Meski demikian, diakui kesulitan petani mendapatkan pupuk tetap sangat mungkin terjadi karena berbagai faktor, termasuk akibat kurang sigapnya distributor dan pengecer, serta bertambahnya luas lahan tanam.
“Jadi dinas tetap berkoordinasi dengan distributor, sudah berapa kuota yang keluar. Jika sudah mau habis kita bisa segera minta penambahan,” katanya.
Terkait kelangkaan pupuk yang sebelumnya sering terjadi, Haerul Djibril menyatakan disebabkan kendala kuota pupuk bersubsidi yang sedikit (lebih kecil dari jumlah kebutuhan), juga karena stok pupuk non subsidi tidak tersedia.
Karenanya, selain memaksimalkan pengawasan terhadap distributor dan pengecer, Dinas terkait, katanya, juga memaksimalkan fungsi mereka dengan memastikan adanya stok (di pengecer dan distributor), meski stok tersebut bukan pupuk bersubsidi.
Pihaknya, kata Haerul Djibril juga sudah menjalin komunikasi dengan produsen pupuk (PT Pupuk Kaltim) dan produsen menyatakan stok pupuk non subsidi tetap tersedia.
“Jadi kuncinya di distributor dan pengecer. Karena petani bukan persoalan tidak ada uang, tetapi ketersediaan pupuknya. Meskipun harganya lebih mahal tetap akan dibeli asal pupuknya ada. Biar harganya murah kalau pupuknya tidak ada, kan percuma. Jadi ini yang kita pastikan, stok tetap tersedia,” jelasnya.
Terkait penambahan distributor pupuk di KSB yang hingga sekarang masih tetap satu distributor, Haerul Djibril menyatakan, jumlah distributor bukan persoalan utama dalam hal ketersediaan dan distribusi pupuk.
“Sekarang bukan persoalan tambah menambahnya. Ketika kinerjanya bagus, lancar ya tidak ada masalah. Karena wilayah kita juga tidak terlalu luas, hanya delapan kecamatan,” ucapnya.(EZ)
Komentar