Fajar Samudera Perkenalkan Merk Baru Beras 169

KabarNTB, Sumbawa – Perusahaan beras asal Kabupaten Sumbawa, UD Fajar Samudera memperkenalkan brand (merk) baru beras 169 pada kegiatan yang dirangkaikan dengan temu kemitraan, di gudang utama di Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes Sumbawa, Ahad 18 Maret 2018.

Direktur Fajar Samudra, Zahran, beras 169 merupakan pengganti brand 69 yang sebelumnya di produksi Fajar Samudra.

Menurut dia, pengenalan brand 169 penting diketahui oleh konsumen melalui beberapa mitra yang ada, lantaran brand yang lama yakni beras 69 sudah dikenal luas oleh masyarakat.

“Brand yang baru 169, merupakan produk yang sama hanya ada penambahan angka di brandingnya dan kualitasnyan lebih bagus lagi,” ujar Zahran.

Direktur Fajar Samudera, Zahran saat memperkenalkan brand baru beras 169

Menurutnya, perubahan brand dari beras 69 ke 169 ini berdasarkan hak cipta yang telah didaftarkan sejak tahun 2015 lalu ke HAKI Menkumham. Namun dalam perjalanan, merk tersebut didaftarkan pula oleh PT Beras Indonesia yang ada di Kertosono, Jawa Timur yang kini berhak atas brand beras 69.

“Itu alasannya kami menambahkan angka 1 menjadi beras 169, sesuai hak paten brand yang telah dimiliki UD Fajar Samudera. Nuansa 69 tetap melekat di brand yang baru ini, meski ada penambahan angka 1 di depan,” jelasnya.

Ia mengatakan pangsa pasar beras 169, sejauh ini tidak kalah dengan beras-beras lainnya yang ada di Indonesia. Hal itu terlihat dari jumlah permintaan pasar baik lokal maupun di luar Pulau Sumbawa, seperti, Bali, Lombok dan kabupaten lainnya. Bahkan beras produksi Fajar Samudera telah masuk ke beberapa ritail modern seperti AlfaMart, Transmart, Giant dan Hypermart.

“Bukan itu saja, pemerintah daerah di beberapa propinsi juga sudah mengajukan permintaan ke kita seperti, Pemda DKI untuk melakukan kerjasama untuk penambahan volume. Dari kwalitas sudah tidak ada masalah, namun lantaran volume yang diminta begitu besar jadi belum bisa terpenuhi. Jika dapat dipenuhipun, kami masih khawatir kebutuhan lokal Sumbawa akan terpengaruh,” bebernya.

Zahran yang juga pengurus Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Cabang Sumbawa dan pengurus PSTMI Sumbawa, Fajar Samudera menerapkan tekhnologi modern dalam mengemas dan proses produksi beras.

“Kami menggunakan mesin tekhnologi terbaru mengunakan colour sortir system dengan berbagai ukuran kemasan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Sekali cucipun beras kami sudah bisa di konsumsi,” tandasnya.(JK)

Komentar